Scroll untuk baca artikel
Blog

Menggapai Kearifan di Negeri Atas Awan Wae Rebo, Manggarai

Redaksi
×

Menggapai Kearifan di Negeri Atas Awan Wae Rebo, Manggarai

Sebarkan artikel ini

Sebelum upacara adat itu, tamu tak diperkenankan beraktivitas termasuk mengambil foto untuk mengabadikan keindahan Wae Rebo. Sebagai welcome drink, kopi hitam yang diolah dari hasil kebun warga Wae Rebo menjadi sajian nikmat, mengembalikan semangat yang terkuras sepanjang perjalanan.

Jangan pusingkan akomodasi dan konsumsi selama di Wae Rebo. Pada saat upacara adat, para tamu akan diminta keikhlasan untuk menyerahkan Rp350.000 untuk yang menginap dan Rp250.000 bagi yang tidak menginap.

Jumlah yang tidak seberapa, akan tetapi cukup untuk memenuhi kebutuhan akomodasi, konsumsi, dan sekaligus sebagai sumber dana untuk merawat rumah adat dan mempertahankan kearifan tradisi Wae Rebo yang sudah berusia ratusan tahun.

Tentu saja pilihan menginap akan memberikan pengalaman yang luar biasa. Wae Rebo di malam hari saat ini telah diterangi listrik dari genset yang dioperasikan di desa terdekat. Sayang memang, bukan dari pembangkit listrik energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan untuk menjaga kealamian Wae Rebo.

Dokumentasi foto Arbain Nur Bawono.

Sebuah rumah yang memiliki bentuk serupa meskipun lokasinya agak terpisah dari 7 rumah adat utama, difungsikan sebagai semacam guest house. Berada di dalam rumah yang dilengkapi dengan matras dan selimut yang cukup tebal itu akan membantu mengatasi udara dingin Wae Rebo. Di belakangnya, dereten toilet yang sudah didesain modern menjadi fasilitas untuk memenuhi kebutuhan MCK.

Sayangnya, malam ini mendung hitam masih memenuhi langit Wae Rebo. Rencana menyaksikan gerhana bulan total pun gagal. Sepanjang malam, sesekali gerimis turun. Bahkan, menjelang fajar hujan turun menderas disertai angin menderu dan guntur yang menggelegar. Padahal, jika langit cerah bisa dibayangkan betapa indahnya suasana fajar di Wae Rebo.

Untunglah, seiring mentari yang merangkak naik, cahaya mulai menerangi Wae Rebo. Deretan setengah lingkaran 7 buah rumah adat berbentuk kerucut raksasa mulai terlihat dengan jelas berselimut kabut tipis. Masyarakat Wae Rebo juga mulai tampak beraktivitas di luar rumah ataupun berangkat ke kebun. Nikmati keramahan warga yang akan dengan senang hati berkenalan dan menemani perbincangan ataupun diajak berfoto bersama.

Tanah lapang dengan rumput menghijau menjadi halaman tempat berkumpul dan bercengkerama warga. Di tengahnya ada gundukan tanah berlapis susunan batu. Hormatilah tempat sakral yang dijadikan sebagai pusat upacara dan persembahan masyarakat Wae Rebo itu. Jangan sejali-kali naik ke atasnya karena akan melukai hati warga.

Dokumentasi foto Arbain Nur Bawono.

Jika ingin mendapat gambaran utuh keberadaan rumah adat di Wae Rebo, naiklah ke bukit kecil di dekat permukiman. Dari ketinggian, keindahan ketujuh rumah adat Wae Rebo dengan latar belakang gunung menghijau sungguh elok dipandang.