Scroll untuk baca artikel
Edukasi

Relevansi Modern dengan Generasi Masa Kini

Redaksi
×

Relevansi Modern dengan Generasi Masa Kini

Sebarkan artikel ini

Oleh: Ummu Zaidan

Tak dapat dipungkiri bahwa kiprah wanita saat ini atas kontribusinya dalam dunia perekonomian membawa dampak yang sangat besar untuk kemajuan roda ekonomi bangsa. Namun, tidak berarti membawa dampak positif bagi pertumbuhan generasi di masa yang akan datang.

Menurut laporan tahunan Grant Thornton “Women in Business 2021” yang baru saja dipublikasikan, jumlah wanita memegang posisi manajemen senior di perusahaan secara global telah mencatat kenaikan ke angka 31% meskipun pandemi Covid-19 mempengaruhi ekonomi di seluruh dunia.

Kenyataannya peran wanita modern berkontribusi dalam bisnis perusahaan agar diakui posisinya sebagai wanita modern, maju, mempunyai kompetensi di era globalisasi. Tanpa menyadari posisinya telah menjadi budak kapitalis yang harus lebih fokus dalam urusan dunia pekerjaannya hingga tak jarang waktu yang diberikan untuk keluarga khususnya anaknya hanyalah waktu sisa.

Akibat dari hal tersebut anak mudah terpengaruh pada gaya hidup barat saat ini yaitu liberalisme, hedonisme sehingga generasi masa kini banyak yang terseret pada pergaulan bebas, narkoba, prostitusi online, hamil di luar nikah, putus sekolah dll.

Anak adalah cermin dari orang tuanya. Peran orang tua sebagai pemberi teladan di tengah-tengah keluarganya memberikan kekuatan positif dalam mencetak generasi di masa yang akan datang. Adapun bentuk relevansi wanita modern alias wanita karier terhadap generasi masa kini terlihat pada output.Dalam hal ini relevansi wanita sebagai ibu pendidik generasi sangat berpengaruh dalam mewujudkan generasi yang cemerlang.

Faktor pengaruh budaya barat, lingkungan yang tidak kondusif, kurang perhatian dan kasih sayang orang tua, media sosial yang tidak mendidik menjadi faktor yang berkorelasi dengan output generasi saat ini. Adapun terkait faktor kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua akibat dari terjebaknya peran wanita sebagai budak kapitalis.

Meski tak dapat dipungkiri wanita bekerja karena terdampak perekonomian keluarga. Hal ini jelas menunjukkan pengaruh satu sama lain saling berkorelasi.

Islam adalah agama yang mempunyai aturan yang sangat komprehensif agar bisa mengimplementasikan relevansi yang kuat dalam mewujudkan generasi mulia dan cemerlang antara lain sebagai berikut, pertama, Islam mendorong seorang ibu agar menjadi ibu sholihah yakni dengan belajar, memahami dan mengimplementasikan Islam dalam kancah kehidupan sehingga berperan memberikan teladan yang baik untuk anak-anaknya.

Kedua, hukum wanita bekerja adalah boleh asalkan tidak sampai melalaikan urusan rumah tangganya. Adapun jika sampai melalaikan urusan tersebut maka hukumnya jatuh pada keharaman. Ketiga, Islam membuka lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya sehingga kewajiban mencari nafkah bagi suami dapat berperan secara optimal. Dan Kelima, adanya kontrol dan hukuman yang tegas bagi pelaku pelanggaran terhadap aturan-aturan Islam.

Maka di tangan seorang ibu sholihah itulah yang menuntun dan menentukan generasi mulia karena ibu mulia adalah pencetak generasi mulia.

Sebagaimana sabda Rasulullah Saw yang dijelaskan dalam Hadits Riwayat Bukhari Muslim, yang artinya: Dari Abi Hurairah ra berkatalah Nabi Saw, telah bersabda: “Tidak ada seorang yang dilahirkan melainkan menurut fitrahnya, maka kedua orang tuanya yang menjadikan Yahudi, Nasrani atau Majusi sebagaimana halnya binatang yang dilahirkan dengan sempurna.”

*Ummu zaidan, aktivis islam dan pemerhati umat