CAR memiliki peranan penting dalam memastikan bahwa bank mempunyai back up modal yang cukup untuk memitigasi kerugian, guna mengantisipasi dari kepailitan dan hilangnya dana deposan
BARISAN.CO – Kepanjangan dari Capital Adequacy Ratio, CAR, didefinisikan sebagai rasio kecukupan modal bank yang dihitung dari perbandingan antara jumlah modal dengan aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). Dimana CAR tersebut menjadi cerminan kemampuan modal bank untuk menutup risiko kerugian yang mungkin dihadapi bank.
Modal bank tersebut diukur berdasarkan dua tingkatan, pertama, modal tingkat-1, yakni jenis modal yang dapat menutup kerugian dalam jumlah yang wajar tanpa mengharuskan bank menyetop aktivitas perdagangannya.
Kedua, modal tingkat-2, yaitu modal yang dapat menutup kerugian dengan keharusan bank menutup perdagangannya untuk melindungi deposannya.
Menurut Bank for International Setlement (BIS), batas aman CAR adalah minimal 8 persen. Ketentuan itu juga diadopsi oleh Bank Indoneisa (BI) melalui Peraturan BI (PBI) No. 3/21/PBI/2001 Pasal 2 bahwa Kewajiban Pemenuhan Modal Minimun Bank sebesar 8 persen, yang secara bertahap kemudian disesuaikan dengan kondisi perbankan Indonesia dan internasional.
Maka dari itu, apabila nilai CAR semakin besar maka menjadi cerminan kemampuan bank dalam keadaan baik menghadapi risiko kerugian yang mungkin terjadi. BI pun memberikan predikasi kesehatan bank berdasarkan nilai CAR:
- 8 persen keatas: sehat
- 6,4 – 7,9 persen: kurang sehat
- Dibawah 6,4 persen: tidak sehat
Rumus Perhitungan Capital Adequacy Ratio
CAR dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
CAR = Modal / ATMR x 100%
ATMR sendiri terdiri dari dua: pertama, penghitungan ATMR berdasarkan pada semua sisi aktiva dalam laporan keuangan, disebut on Balance Sheet (on B/S). Dan, kedua, penghitungan ATMR yang berasal dari tagihan administrasi bank, disebut off B/S
ATMR tersebut merupakan acuan untuk ukuran jumlah modal yang wajib bank miliki untuk meminimalisir risiko kebangkrutan.
Sementara itu, dari rumus tersebut, berdasarkan PBI yang menetapkan minimal CAR sebesar 8 persen. Maka nilai CAR tersebut terbagi ke dalam dua hal, diantaranya:
- 4 persen modal inti (tingkat-1), tersusun dari preferred stock dan shareholders equity serta reserves.
- 4 persen modal sekunder (tingkat-2), tersusun dari loan loss provisions, subordinate debt, revaluation reserves, dan hybrid securities.
Manfaat Capital Adequacy Ratio
Mafhum sudah kalau CAR memiliki peranan penting dalam memastikan bahwa bank mempunyai back up modal yang cukup untuk memitigasi kerugian, guna mengantisipasi dari kepailitan dan hilangnya dana deposan.
Pasalnya, perbankan adalah sektor usaha yang cukup berisiko, khususnya kaitan dengan penyaluran pinjaman. Bak dua sisi uang keping uang logam, di satu sisi, bunga kredit merupakan sumber utama pendapatan bank. Namun, di sisi lain, kredit mempunyai bobot risiko kerugian yang besar apabila macet.
Di sisi lain, CAR juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis aset yang dimiliki bank dilihat dari risikonya. Sebab, di dalam CAR, setiap jenis aset mempunyai risiko yang berbeda-beda.