Tapi jika menganggap film ini sebagai media ekspresi, hiburan, dan representasi sosial justru malah kita akan menemukan banyak hal, selain keindahan alam di Bantul tentunya.
Soalnya, tanpa disadari, film ini membahas tentang kita. Bagaimana selama ini kita suka mencampuri urusan orang lain, mencari-cari kesalahan orang lain, hanya untuk meyakinkan diri sendiri bahwa kita baik-baik saja. Membicarakan ‘keburukan’ orang lain, seolah-olah kita auto lebih baik.
Film Tilik berusaha mengingatkan kita atau bahkan menegur bahwa kita adalah Bu Tejo dalam berbagai momen. Setidaknya dalam hati kita pasti pernah menyacati atau mencela orang lain yang bahkan kita tidak kenal secara pribadi.
Penulis: Busthomi Rifa’i