Di sore hari, bergeserlah ke sisi barat pulau. Jika lelah berjalan kaki, naiklah kereta kuda yang menjadi alat transportasi khas Provinsi NTB yang biasa disebut dengan cidomo. Alternatif lain, pakailah sepeda yang banyak disewakan di sekitar penginapan.

Tersedia jalan melingkar keliling pulau sebagai akses menuju sisi barat. Kawasan pantai ombak sunset biasanya menjadi pilihan untuk mengiringi surya tenggelam. Sekadar bermain di tepi pantai atau duduk sambil ngemil di cafe pinggir pantai dapat jadi alternatif kegiatan menunggu senja.
Berjalanlah ke arah laut untuk mencoba ayunan yang dipasang agak ke tengah laut. Seiring mentari yang turun ke garis cakrawala, langit biru berangsur didomanisasi warna oranye. Cahaya yang terpantul di permukaan air laut menambah elok panorama senja.
Kembalilah ke area penginapan ketika mentari benar-benar sudah tenggelam. Sepanjang perjalanan, berjejer cafe yang menawarkan aneka makanan dengan iringan dentuman musik yang cukup kencang.
Terdapat juga kawasan yang disebut pasar rakyat, selain menyajikan aneka makanan juga biasanya menampilkan beberapa pertunjukan tradisional.
Keramaian di Gili Trawangan memang seakan tidak pernah berhenti bahkan ketika malam sudah semakin larut. Akan tetapi, simpanlah energi untuk menyambut pesona matahari esok hari.

Jangan malas bangun pagi jika tidak mau ketinggalan keindahan sunrise. Selepas salat subuh, berjalanlah ke arah pantai untuk memulai pengamatan. Bersiaplah terpesona menyambut kemunculan sang surya.
Arahkan mata dan kamera saat semburat cahaya kuning keemasan mulai muncul dari balik Gunung Rinjani yang kokoh berdiri di Pulau Lombok. Seiring dengan matahari yang beranjak naik, cahaya keemasan itu akan memancarkan pendar kehijauan menerangi langit biru.
Keindahan yang membawa rasa enggan untuk beranjak sampai benar-benar cahaya pagi erasa mulai panas dan menampakkan perahu-perahu yang bersandar di bibir pantai. []