MEDAN, selalu jadi tempat istimewa bagi Gerakan Turuntangan, gerakan mendukung orang baik masuk politik. Di Kota ini, Gerakan Turuntangan pernah menggelar Gathering Nasional (GatNas) pada November 2016. Tepat enam tahun kemudian, di bulan yang sama, November 2022, relawan Turuntangan kembali melakukan ‘gathering’. Meskipun kali ini bukan gathering resmi dan sifatnya lokal.
Kali ini, gathering dilakukan para di Sibolang Durian di Jalan Iskandar Muda, Medan. Istimewanya, para relawan berkumpul untuk berinteraksi dan berdiskusi langsung dengan founder Turuntangan, Mas Anies Baswedan. Berdiskusi dengan beliau, selalu menghadirkan pencerahan-pencerahan bagi relawan Turuntangan.
Saya, selalu ingat pesan dari Mas Anies yang inspiratif: “Gagasan, bukan didapat dari meditasi. Gagasan, didapat dari interaksi dan diskusi.” Kira-kira seperti itulah pesan yang selalu saya ingat dan pegang untuk mewujudkan perjuangan.
Kerja-kerja yang dijalankan para relawan Turuntangan selama ini, secara garis besarnya diawali dengan berinteraksi dan berdiskusi, setelah itu mulai menyemai gagasan. Bila gagasan tersebut sudah matang, lalu akan melanjutkannya dengan action.
Apa yang dicapai gerakan Turuntangan hari ini, sudah pasti membuat saya ikut berbangga. Gerakan ini dimulai dari sebuah gerakan kecil dari sekelompok anak muda pada 2013. Salah satu tujuan kami adalah ingin membuat perubahan positif terhadap bangsa, mendorong orang baik masuk politik.
Dari gerakan kecil tersebut, Turuntangan terus berkembang sehingga sekarang sudah memiliki 53 ribu relawan yang tersebar di lebih dari 60 kota/kabupaten se-Indonesia. Sudah lebih dari 150 program kerelawanan kami jalankan di bidang pendidikan, lingkungan, sosial kemanusiaan, edukasi politik, dan kesehatan. Jadi, bahagia kami bisa berkumpul kembali dan berdiskusi dengan founder-nya.
Saya juga masih ingat pesan dari Mas Anies, kira-kira garis besarnya seperti ini. “Kejahatan merajalela bukan hanya karena banyaknya orang-orang jahat, tetapi juga karena banyaknya orang-orang baik yang memilih diam dan mendiamkan.”
Karena itulah Gerakan Turuntangan mengajak anak-anak muda untuk turun gelanggang dan “bertarung” untuk mendapatkan otoritas, sehingga dengan otoritas tersebut mampu melakukan perubahan secara lebih luas dan menyeluruh.
Karena itu, teman-teman Turuntangan mendukung penuh Ketika Mas Anies memutuskan untuk masuk ke gelanggang politik pada 2013 ketika mempersiapkan diri mengikuti konvensi Capres Partai Demokrat. Sebagai tokoh muda, Mas Anies harus bisa menjadi lokomotif perubahan.
Anak-anak muda memang harus terlibat aktif di dunia politik. Tujuannya bukan untuk meraih kekuasaan untuk dirinya, tapi agar punya otoritas untuk membuat perubahan. Kita semua tahu peristiwa Rengas Dengklok sebagai awal proklamasi, semua itu diinisiasi oleh anak-anak muda. Hal itu jadi bukti anak muda bisa membuat perubahan besar bagi bangsa.
Kembali kepada obrolan di Sibolang Durian, tempat ini akhirnya jadi ajang diskusi, interaksi, elaborasi gagasan, dan juga memetakan pergerakan. Dari dulu, kerja-kerja kami di Turuntangan memang seperti itu. Berpikir bersama dan bekerja bersama untuk mewujudkan impian.
Modal utama gerakan ini memang idealisme. Kami masih ingat, menamai diri sebagai Relawan NOL Rupiah. Artinya apa? Kami adalah relawan yang memang tidak dibayar. Bukan karena gerakan ini tak bernilai. Tapi justru karena gerakan ini tak ternilai.
Hal itu pula yang kami lakukan kemarin, saat Mas Anies ke Medan. Gerakan ini mendukung penuh Mas Anies untuk terus berkiprah di kancah politik yang lebih luas agar dampaknya lebih besar. Bila lima tahun kemarin sudah terbukti berhasil membuat Jakarta lebih baik, menjadikannya sebagai kota yang maju dan bisa membahagiakan warganya, sekarang saatnya berkiprah di kancah nasional.