Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Senggang Edukasi

Merasa Bosan Itu Normal, Ini 5 Manfaatnya

:: Anatasia Wahyudi
18 Juli 2022
dalam Edukasi
Merasa Bosan Itu Normal, Ini 5 Manfaatnya

Ilustrasi Bosan Pada Pekerjaan (Foto: pexels.com/energepic)

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

Banyak orang percaya, rasa bosan sama dengan berkurangnya produktivitas. Padahal, merasa bosan itu normal bahkan memiliki banyak manfaat.

BARISAN.CO – Kita semua mungkin terkadang merasa bosan. Kebosanan itu bahkan bisa muncul tiba-tiba.

Itu adalah sesuatu yang normal. Ya, normal karena manusia memiliki emosi yang naik turun.

Kebosanan dapat muncul dalam dua cara yaitu lesu (merasa lelah) atau agitasi (merasa jengkel).

Sebuah studi menemukan, rata-rata orang dewasa di Amerika Serikat mengalami 131 hari kebosanan per tahun. Bayangkan, itu hampir sepertiga waktu dalam setahun.

BACAJUGA

Bahaya Pikiran Negatif Bagi Kesehatan, Bagaimana Cara Mengubahnya?

Bahaya Pikiran Negatif Bagi Kesehatan, Bagaimana Cara Mengubahnya?

31 Juli 2022
Berutang Berdampak Pada Masalah Emosional

Berutang Berdampak Pada Masalah Emosional

21 Juni 2022

Banyak orang percaya, rasa bosan sama dengan berkurangnya produktivitas.

Namun, kebosanan itu sebenarnya bermanfaat, lho! Mengutip Psychology Today berikut ini 5 manfaat dari kebosanan.

  1. Kebosanan dapat meningkatkan kesehatan mental kita. Di era informasi ini, otak kita dipenuhi dengan informasi dan gangguan. Kekayaan informasi berarti kelangkaan perhatian (Wojtowicz, et al., 2020). Perhatian menggunakan sumber daya kognitif seseorang yang terbatas untuk kegiatan produktif. Jadi, dengan mengambil waktu beristirahat bisa menjadi kesempatan berharga untuk membantu otak kita yang kelebihan beban menjadi rileks dan mengurangi stres. Sangat bermanfaat untuk menjauh dari media sosial dan stres lainnya cukup lama untuk merasa bosan.
  2. Kebosanan dapat meningkatkan kreativitas. Kebosanan dapat memberikan kesempatan untuk berbalik ke dalam dan menggunakan waktu untuk berpikir dan refleksi. Kebosanan dapat mengaktifkan kreativitas dan pemecahan masalah dengan membiarkan pikiran mengembara dan melamun. Dalam sebuah penelitian (Mann, 2018), orang dipaksa melakukan tugas yang membosankan (misalnya, membaca laporan atau menghadiri pertemuan yang membosankan). Tugas-tugas membosankan mendorong pikiran mereka mengembara, yang mengarah pada cara berpikir kreatif. Studi menunjukkan bahwa dengan kegiatan duniawi kita menemukan ide-ide yang berguna. Dengan tidak adanya rangsangan eksternal, kita menggunakan imajinasi kita dan berpikir dengan cara yang berbeda.
  3. Kebosanan memotivasi pencarian hal baru. Tanpa kebosanan, manusia tidak akan memiliki selera untuk berpetualang dan mencari kebaruan yang menjadikan kita apa adanya—cerdas, ingin tahu, dan terus mencari hal berikutnya (Bench & Lench, 2013). Pencarian kebaruan menyiratkan ketidakpuasan dengan status quo, dan kesediaan untuk menantang gagasan dan praktik yang sudah mapan. Prestasi besar difasilitasi dengan ketidakpuasan dengan status quo. Goldberg (2009) menulis bahwa Christopher Columbus penjelajah dunia yang hebat tidak akan pernah memulai perjalanannya yang hebat seandainya dia tidak mengalami disforia temperamental dan seandainya Prozac tersedia pada masa itu.
  4. Kebosanan memotivasi mengejar tujuan baru. Kebosanan adalah sinyal emosional bahwa kita tidak melakukan apa yang ingin kita lakukan (Elpidorou, 2014). Bosan berarti bahwa kita saat ini terlibat tidak hanya dalam situasi yang tidak menarik atau tidak menantang, tetapi juga dalam situasi yang gagal memenuhi harapan dan keinginan kita. Kebosanan mendorong kita untuk beralih ke tujuan dan proyek yang lebih memuaskan daripada yang sedang kita kejar.
  5. Kebosanan dan keterampilan pengendalian diri. Kebosanan mempengaruhi kemampuan untuk fokus dan memperhatikan karena minat hilang. Di antara siswa, kebosanan mengakibatkan pelepasan diri dari kelas dan kinerja yang buruk. Mereka bisa merasa bosan ketika mereka kekurangan sumber daya kognitif untuk fokus. Kemampuan untuk fokus dan mengatur diri sendiri berkorelasi dengan kemampuan mengatasi kebosanan. Belajar menahan kebosanan di usia muda adalah persiapan yang bagus untuk mengembangkan keterampilan pengendalian diri (mengatur pikiran, emosi, dan tindakan seseorang).

Selama mengalami kebosanan, nikmati waktu untuk melakukan hal yang kita inginkan. Misalnya dengan menyaksikan film, pergi jalan-jalan, hangout dengan teman-teman, atau sekadar menghadiahkan diri sendiri makan sendiri di luar. Setelahnya, kembalilah dengan pikiran yang lebih fresh dan ide baru.

Topik: Kesehatan MentalManfaat Merasa BosanMerasa Bosan Itu Normal
Anatasia Wahyudi

Anatasia Wahyudi

POS LAINNYA

potensi diri
Edukasi

6 Langkah Mengenali Potensi Diri, Saatnya Raih Kesuksesan

14 Agustus 2022
gawai pendidikan anak
Edukasi

Teknologi Makin Maju, Metode Rasulullah dalam Mendidik Anak Ini Masih Relevan

12 Agustus 2022
meningkatkan daya belajar
Edukasi

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan untuk Anak Sebagai “Booster” Daya Belajar

12 Agustus 2022
perkembangan anak
Edukasi

5 Bidang Perkembangan Anak Usia Dini, Perlu Diperhatikan

9 Agustus 2022
Harapan Orang Tua, Sering Jadi Beban Bagi Anak
Edukasi

Harapan Orang Tua, Sering Jadi Beban Bagi Anak

8 Agustus 2022
Mengenal Depresi Pasca Menyapih yang Sering Terabaikan
Edukasi

Mengenal Depresi Pasca Menyapih yang Sering Terabaikan

6 Agustus 2022
Lainnya
Selanjutnya
doa syukur nikmat

Doa Syukur Nikmat, Agar Ditambah dan Berkah

cerita inspiratif

3 Cerita Inspiratif, Penuh Hikmah dan Pesan Moral

TRANSLATE

TERBARU

Gambaran Arah Kebijakan Jokowi dalam RAPBN 2023 

Gambaran Arah Kebijakan Jokowi dalam RAPBN 2023 

16 Agustus 2022
16 Parpol Tak Bisa Ikut Pemilu 2024, Ada Partai Berkarya dan Partai Masyumi

16 Parpol Tak Bisa Ikut Pemilu 2024, Ada Partai Berkarya dan Partai Masyumi

16 Agustus 2022
Warna Samba di Dunia Persepakbolaan

Warna Samba di Dunia Persepakbolaan

16 Agustus 2022
Ekonom: Indonesia Tidak Memiliki Rencana Industrialisasi yang Baik

Ekonom: Indonesia Tidak Memiliki Rencana Industrialisasi yang Baik

16 Agustus 2022
esai pendek

Esai Pendek

16 Agustus 2022
Tantangan Kaum Muda: Minim Pengalaman, Minim Pula Kesempatan

Tantangan Kaum Muda: Minim Pengalaman, Minim Pula Kesempatan

16 Agustus 2022
Allahumma Sholli ala Sayyidina Muhammad

Allahumma Sholli ala Sayyidina Muhammad: Teks Lengkap dan Keutamaannya

16 Agustus 2022

SOROTAN

Lima Prinsip Relawan ANIES
Opini

Lima Prinsip Relawan ANIES

:: Redaksi
14 Agustus 2022

Oleh: Laode Basir, Koordinator Relawan ANIES Satu simpul relawan yang makin aktif mendukung pencalonan Anies Baswedan sebagai Presiden menyebut dirinya...

Selengkapnya
Filosofi Pohon

Filosofi Pohon

11 Agustus 2022
Kaum Khawarij Modern

Potret Keberagamaan yang Ekslusif Kaum Khawarij Modern

9 Agustus 2022
Sejarah Penetapan Tahun Hijriah dan Arti Bulan-Bulan dalam Kalender Islam

Sejarah Penetapan Tahun Hijriah dan Arti Bulan-Bulan dalam Kalender Islam

1 Agustus 2022
satu abad chairil anwar

Satu Abad Chairil Anwar, Puisi dan Doa

26 Juli 2022
Film Invisible Hopes

Film Invisible Hopes Mengungkap Sisi Gelap Anak-Anak yang Lahir di Jeruji Penjara

23 Juli 2022
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Risalah
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Sastra
  • Khazanah
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang