Seminar Nasional bertajuk ‘Self-Care di Era Modern: Kunci Menghadapi Tekanan Hidup’ berhasil membangun kesadaran akan pentingnya kesehatan mental di tengah tantangan era digital.
BARISAN.CO – Memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia, Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) Madina Universitas Paramadina menggelar seminar nasional bertajuk “Self-Care di Era Modern: Kunci Menghadapi Tekanan Hidup”.
Acara ini diselenggarakan bekerja sama dengan Program Studi Manajemen Universitas Paramadina dan PIK-R Bangka Jakarta Selatan.
Seminar berlangsung di Aula Gedung TP Rachmat Universitas Paramadina, Kampus Cipayung, Jakarta Selatan, pada 22 November 2024.
Kegiatan ini didukung oleh beberapa himpunan mahasiswa Universitas Paramadina, seperti HIMAMEN, KOMIK, HIMAHI, dan HIMTI.
Ketua Pelaksana, Azzuri Rahdian Ramadhan, melaporkan bahwa acara ini dihadiri oleh 100 peserta secara langsung dan 150 peserta daring melalui Zoom Meeting serta YouTube.
Ia menekankan pentingnya kesadaran terhadap kesehatan mental, khususnya di kalangan remaja.
“Kami berharap seminar ini dapat menjadi langkah awal untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan mental,” ujar Azzuri, jumat (29/11/2024).
Ketua PIK-R Madina, Centika, juga menegaskan bahwa kegiatan ini bertujuan membangun budaya peduli kesehatan mental di kalangan mahasiswa. Dukungan dari Program Studi Manajemen Universitas Paramadina turut memperkuat acara ini.
“Kolaborasi ini sangat strategis untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kesehatan mental,” ujar Adrian Azhar Wijanarko, Ketua Program Studi Manajemen Universitas Paramadina, dalam sambutannya.
Seminar ini menghadirkan pembicara utama Prof. Dr. Seto Mulyadi, S.Psi., M.Si., Psikolog, yang akrab disapa Kak Seto.
Dalam keynote speech berjudul “Kesehatan Mental pada Anak-anak dan Orang Tua”, Kak Seto menekankan pentingnya peran keluarga dalam membangun mental yang tangguh.
“Keluarga adalah pondasi utama. Orang tua dan anak perlu saling mendukung dalam menghadapi tantangan era digital,” paparnya.
Kak Seto juga memperkenalkan metode GEMBIRA sebagai langkah menjaga kesehatan mental secara holistik:
G untuk gerak.
E untuk emosi cerdas.
M untuk makan dan minum berkualitas.
B untuk bersyukur dan beribadah.
I untuk istirahat.
R untuk rukun.
A untuk aktif berkarya.
Sesi berikutnya diisi oleh Ananda Stevvan Vallentino Petrix Pratama, Duta Genre Indonesia Berprestasi 2024, yang membahas “Kesehatan Mental Remaja dan Tantangan Era Digital”.
Ananda menyoroti dampak positif dan negatif media sosial terhadap kesehatan mental remaja.
“Edukasi kesehatan mental di sekolah sangat penting. Kami telah mengembangkan program KOPER EMOSI untuk membantu remaja lebih memahami kesehatan mental,” ujar Ananda.
Pakar psikologi Kenita Putri, S.Psi., M.M., menambahkan pentingnya menangani gangguan mental seperti depresi dan PTSD dengan pendekatan inklusif.
“Stigma adalah musuh terbesar. Kita perlu membangun masyarakat yang mendukung dan inklusif,” katanya.
Materi terakhir disampaikan oleh Johan Ramadhan Nurwardana, S.Psi., M.A., yang membahas pentingnya self-care dan keseimbangan emosional.
“Teknik seperti mindfulness dan meditasi dapat menjadi alat efektif untuk menjaga kesehatan mental,” jelas Johan.
Seminar ini mendapat respons positif dari peserta yang terdiri dari mahasiswa Universitas Paramadina dan masyarakat umum.
Sesi tanya jawab berlangsung interaktif dengan banyak peserta mengajukan pertanyaan dan berbagi pengalaman pribadi terkait kesehatan mental.
Seminar ditutup dengan kesimpulan dari moderator dan sesi dokumentasi bersama para peserta dan pembicara.
Muammar Bintang Ramadhan dan Monica Sri Handayani, pengurus PIK-R Madina, bertindak sebagai MC dan berhasil menciptakan suasana yang interaktif sepanjang acara.