Scroll untuk baca artikel
Blog

Merdeka Belajar, Menciptakan Wirausaha Muda, Mengapa Tidak?

Redaksi
×

Merdeka Belajar, Menciptakan Wirausaha Muda, Mengapa Tidak?

Sebarkan artikel ini

kata terpaksa dalam proses pembelajarannya.  Tentu saja banyak cara untuk menjangkau E yang pertama ini mulai dari belajar lintas generasi, cross visit sampai dengan pembelajaran berbasis proyek.  E yang kedua adalah easy.  Pembelajaran haruslah dibuat semudah mungkin. 

E yang kedua ini ada hubungannya dengan E yang pertama yaitu bahwa jika sudah merasa asyik maka dengan sendirinya peserta didik akan merasa mudah dalam setiap prosesnya meski sebenarnya penuh kesulitan. 

E yang ketiga adalah excellent yaitu istimewa atau menjadi yang terbaik.  Dampak dari melakukan sesuatu dengan enjoy dan ringan maka selain akan menghasilkan karya yang istimewa juga menjadi manusia yang istimewa sekaligus karena penuh dedikatif terhadap pekerjaannya. 

Dan E  yang keempat adalah earn yaitu produktif.  Produktif dapat diartikan banyak menghasilkan karya atau keuntungan finansial ataupun non material. 

Sementara K diartikan sebagai kontributif.  Artinya adalah bahwa produktivitas peserta didik mestilah harus bersifat kontributif terhadap berbagai penyelesaian permasalahan yang menghimpit masyarakat.    

Produktivitas tersebut haruslah bersifat solutif.  Boleh dibilang battasan Kontributif ini adalah menjadi tuntunan moral bagi gagasan 4E. 

Sebab saat ini sungguh banyak ditemukan mereka yang menerapkan 4E tetapi miskin kontribusi karena hanya sekedar untuk mencari keuntungan bagi dirinya sendiri.  Arahan moralitas ini penting agar setiap peserta didik memiliki standard moral dalam berkarya.    

Kedua, skema E4K tidak akan dapat begitu saja terjadi jika tidak dilakukan pendataan yang khusus.  Mau tidak mau sekolah harus melakukan pemetaan khusus kepada peserta didiknya.  Pemetaan yang dimaksud adalah pemetaan kemampuan dan bakat wirausaha yang dimiliki oleh setiap peserta didik. 

Dengan demikian E4K ini akan dengan sendirinya terjadi jika setiap anak belajar sesuai dengan minat dan bakatnya.  Ibarat pisaumelalui pemetaan tersebut , kita hanya akan mengasah pada sisi yang tajam saja bukan pada sisi yang justeru tumpul dari peserta didik kita.

Berbeda dengan kebanyakan orang tua sekarang yang justeru melakukan rekayasa khusus pada hal-hal yang tidak dimiliki oleh sang bocah.  Ibarat kata justeru fokus pada sisi yang tumpul.  Sehingga anak akan merasa terpaksa dalam belajar.

Ketiga, hal penting yang lain dari manfaat pemetaan khusus tersebut, adalah bahwa pendidik dapat mengetahui bagaimana model atau cara yang paling tepat dalam memotivasi peserta didiknya.  Karena setiap manusia memiliki kekhususan dalam dorongan motivasinya.