Bangunan yang lebih berat dan debit aliran air yang lebih tinggi dari sumur air dalam telah mempercepat dan memperdalam penurunan tanah. Pengukuran penurunan muka tanah secara terus menerus melalui pengukuran perilaku bumi geodesi maupun geofisika perlu dilakukan untuk memantau laju, lokasi serta pemetaan penurunan muka tanah.
Sebenarnya, masalah penurunan muka tanah pertama kali diketahui pada tahun 1926. Sejak saat itu, upaya investigasi dan pemantauan penurunan tanah dilakukan. Meskipun demikian, kejadiannya masih meningkat hingga saat ini.
Alih-alih melakukan mitigasi bencana, pemerintah justru memilih memindahkan ibu kota dari Jakarta ke kota lain di Kalimantan Timur sebagai solusi menghindari hal tersebut.
Mengingat jutaan penduduk akan terdampak potensi penurunan tanah di Jakarta, Barisanco akan mengadakan Mimbar Virtual bertema, “Penurunan Muka Tanah di Jakarta, Pindah Ibu Kota Bisakah Jadi Solusi?” pada Rabu, 25 Januari 2022 pukul 16.00-17.30 WIB. Acara ini akan menghadirkan dua narasumber yang kompeten di bidangnya, yakni Koordinator Ciliwung Institute, Sudirman Asun dan ahli hidrologi, Yanto Ph.d.
Acara ini juga dapat disaksikan melalui zoom dan Youtube channel Barisanco TV.