Scroll untuk baca artikel
Blog

Moderasi Sosial untuk Memperkuat Masyarakat Inklusif

Redaksi
×

Moderasi Sosial untuk Memperkuat Masyarakat Inklusif

Sebarkan artikel ini

Potensi konflik sosial ini harus dikelola dan dikurangi, karena jika membesar, tidak mudah ditangani dengan pendekatan apapun.

Potensi konflik sosial ini juga akan memperkuat berkembangnya ide dan pemikiran ekstrem yang sudah ada sebelumnya, baik berbasis ideologi politik, pemikiran keagamaan, maupun pemikiran ekstrem yang berkembang dalam kelompok sosial tertentu.

Memperkuat Moderasi Sosial

Yang menjadi tantangan kita yang hidup dalam kemajemukan ini adalah bagaimana memperkuat moderasi sosial untuk masyarakat inklusif. Masyarakat inklusif sendiri adalah sebuah konsep di mana semua warga negara mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama secara politik, ekonomi, sosial, budaya, dan hukum, tanpa memandang perbedaan ras, suku, agama, gender dan kelas sosial.

Tentu saja tidak mudah menghadirkan masyarakat inklusif mengingat adanya relasi kuasa dalam masyarakat yang menyebabkan terjadinya penguasaan dan akses yang berbeda antarwarga negara dan kelompok sosial yang powerful dan powerless.

Di satu sisi, penguatan moderasi sosial menjadi titik masuk menuju masyarakat inklusif. Namun di sisi lain, mengurangi ketimpangan akses dan penguasaan terhadap sumber daya adalah upaya lain untuk melahirkan masyarakat inklusif secara lebih holistik.

Karena itu, masyarakat inklusif akan menguat melalui moderasi sosial dan pengurangan ketimpangan akses terhadap sumber daya secara paralel. Dalam konteks ini, peran negara menjadi sangat besar untuk memastikan kedua hal ini bisa berjalan secara beriringan.

Khusus untuk memperkuat moderasi sosial untuk mendukung pembentukan masyarakat inklusif, ada sejumlah hal yang perlu ditangani, termasuk:

Pertama, memperkuat dialog inklusif dengan berbagai kelompok masyarakat tentang pentingnya menjaga kemajemukan dalam berbangsa dan bernegara.

Segenap komponen bangsa perlu diperkuat kesadaran bahwa kemajemukan adalah sebuah realitas sosial, sunnatullah, yang tidak bisa kita hindari. Dengan pemahaman yang kuat bahwa kemajemukan secara sosial ini harus kita terima, maka sejak dini, setiap warga negara mulai disosialisasikan tentang bagaimana memperkuat pemahaman dan penerimaan terhadap kemajemukan berbasis ras, etnis, agama, gender dan kelompok sosial lainnya.

Kedua, merangkul semua kelompok sosial dalam rangka memperkuat moderasi sosial di level kelompok dalam berbagai arena.

Merangkul kelompok-kelompok sosial ini perlu dilakukan untuk memperkuat engagament dalam rangka membagun kesepahaman tentang bagaimana berbangsa dan bernegara dalam kemajemukan berbasis ras, etnis, agama, gender, dan kelompok sosial lainnya.