Monod Huis Puisi karya Mohammad Iskandar. Penulis Kelahiran Demak, bergiat di KEPUL, Ruang Kata dan Competer. Berperan di Instagram sebagai @moissania
Monod Huis
kesepian yang gaib
peradaban kota lama tercatat
keindahan dan kuasa masa silam
gambar arsitektur kolonial
menjadi sihir mata belia
kuziarahi sepinya–
di antara Zuhur dan Maghrib
penghujan itu, menggigilkan batinku
dalam tubuhnya
berlembar-lembar sejarah tersimpan
perihal pahit dan manis riwayat
Venezia Van Java
Kota lama, 2021
Sunyi Penyair
gema laut
lirih maghrib
senja bertaut
layar telah gaib
gelisah hidup
betapa sajaknya
lelampu redup
pikiran tetap menyala
perahu kesaksian
melayari malam
bintang pengharapan
sajak-sajak terang
terang dari sunyi
yang dikelola imaji
melaju dan bahagia
melewati suka maupun duka
Ruang Kata
27 Desember 2021
Bintoro
dari rawa kembali ke rawa
begitu risalah sepuh tercatat
air telah mengerti
di lubuk terdalam menyimpan misteri
tentang padepokan yang diberkahi
tanah para wali, tersebutlah seantero pertiwi
gemah ripah loh jinawi, berada di cita-cita sejati
di tanah ini
tersimpan jejak para pengajar dan pembaharu
melapangkan jalan kedamaian
akar tradisi dan rahmatan lil alamin
bersama dalam keberagaman
di tanah ini
perkasa laut membikin sirna beberapa desa
menyatu air, menyatu tanah
suara jiwa, melepas cemas
dari rawa kembali ke tawa
bintoro berada di kedalaman
air
air!
Demak, Desember 2021
Mohammad Iskandar, Kelahiran Demak, bergiat di KEPUL, Ruang Kata dan Competer. Berperan di Instagram sebagai @moissania. Berperan di Facebook sebagai Mohammad Iskandar. Buku puisinya Lelaki Utara (2020).