Scroll untuk baca artikel
Blog

Nasdem Usung Anies Nyapres, Tidak Ada Musuh Abadi dalam Politik

Redaksi
×

Nasdem Usung Anies Nyapres, Tidak Ada Musuh Abadi dalam Politik

Sebarkan artikel ini

Pilkada 2017 bersebrangan, kini menuju Pilpres 2024 justru bergandengan.

BARISAN.CO – Keputusan Partai Nasional Demokrat (Nasdem) mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon Presiden Republik Indonesia pada Pilpres 2024 dianggap berani. Khususnya, di tengah isu panas, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sedang berupaya menjadikan Anies sebagai tersangka kasus Formula E dalam upaya menjegalnya melangkah menuju Pilpres.

Senin (3/9/2022), Ketua Partai Nasdem, Surya Paloh dalam acara deklarasi tersebut mengatakan, keputusan ini untuk menunjukkan konsistensi partainya. Selain itu juga, disebutkan, Nasdem ingin mencari yang terbaik dari yang baik dan melihat sosok Anies sebagai pilihan tepat untuk itu.

Sedangkan, Anies sendiri mengapresiasi sikap konsisten Nasdem yang disebutnya butuh keberanian.

Konsistensi sebenarnya adalah pilihan hidup. Dalam prosesnya, diperlukan komitmen atas tindakan berkelanjutan jangka panjang.

Banyak orang yang berjuang untuk konsisten. Dalam banyak kasus, Steven Pressfield dalam The War of Art misalnya menyebut, aspek penundaan yang paling merusak untuk dapat konsisten. Di sisi lain, Nasdem tanpa tedeng aling-aling langsung mengusung Anies bahkan sebelum lengser dari kursi DKI 1.

Namun, jika mengulik ke belakang, saat Pilkada 2017, Surya Paloh selaku pemilik Metro TV justru tidak berpihak kepada Anies. Melihat ini, kita diingatkan, politik memang selalu pragmatis.

Bagi kaum konservatif tradisional, seperti Edmund Burke, pragmatisme adalah elemen penting dalam memfasilitasi perubahan alami atau tidak terhindarkan dalam suatu negara atau masyarakat. Jenis perubahan ini menurut Burke tidak boleh ditentang karena sebuah negara tanpa sarana perubahan berarti tanpa sarana konservasi juga. Ini berarti pragmatisme dapat membuat negara dapat terus berjalan dan harus beradaptasi pada batas tertentu.

Melansir Duke University Press, ketika kapitalisme neoliberal menghancurkan demokrasi, persemakmuran, dan ekologi planet, Romand Coles menghadirkan mode baru yang dia sebut sebagai pragmatisme visioner. Teori ini menawarkan kooptasi revolusioner yang sebagian, secara selektif menggunakan praktik dan strategi tatanan dominan untuk secara radikal mengubah koordinat dan kemungkinan.

Dengan menggarisbawahi potensi, vitalitas, dan kekuatan praktik demokrasi yang muncul untuk mengubah dunia, ketegngan teori ini secara simultan dan landasan baik secara politik dan ekologi memprovokasi dan mengilhami cara baru dalam menciptakan pengetahuan dan tindakan di masa kelam.

Dalam hal dukungan Nasdem ini, kita melihatnya juga, tak ada musuh dan teman yang abadi. Perubahan akan muncul tak terduga, entah siapa, kapan, dimana, dan bagaiamana caranya itu bisa terjadi.

Namun, satu hal yang pasti, seperti yang dikatakan oleh Surya Paloh juga perjalanan masih panjang.

“Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa akan memberikan bimbingan dan ridhonya hari ini,” ujarnya.