BARISAN.CO – Sengatan kalajengking akan terasa menyakitkan, namun jarang yang mengancam jiwa. Orang dewasa biasanya tidak memerlukan perawatan setelah disengat kalajengking. Namun, pada anak anak dan orang tua dengan jumlah racun yang sama, sengatan kalajengking dapat berbahaya dan menimbulkan komplikasi.
Dikutip dari Mayo Clinic, kebanyakan sengatan kalajengking hanya menyebabkan tanda dan gejala lokal, seperti rasa sakit dan panas di sekitar lokasi sengatan. Timbul pula nyeri yang intens, mati rasa dan kesemutan, serta bengkak dan kemerahan di lokasi yang digigit.
Tidak pada anak anak, gejala yang timbul bakal lebih parah seperti sulit bernapas, otot berkedut, berkeringat, mual dan muntah. Serta gerakan pada kepala, leher atau mata yang tidak biasa. Gejala ini juga diikuti dengan tekanan darah tinggi, detak jantung semakin cepat, serta gelisah, dan menangis yang tak kunjung henti.
Orang yang sudah pernah disengat sebelumnya, juga mungkin mengalami alergi untuk sengatan selanjutnya. Alergi ini membuat sengatan berikutnya jadi lebih berbahaya dan dapat mengancam jiwa yang dikenal dengan anafilaksis. Gejala yang muncul meliputi gatal gatal, sulit bernapas, serta mual dan muntah.
Meski begitu tetap saja, bahwa bisa racun kalajengking tetaplah beracun dan harus diwaspadai. Dan pengalaman Rodhiyatin Pramiyoga (27 th) berikut mungkin bisa jadi referensi kita bersama ketika sedang naas disenat kalajengking. Mengingat budaya berkebun saat ini mulai kembali marak meski hanya di teras rumah yang memungkinkan kontak dengan berbagai jenis hewan tanah. Berikut petikan kisah Yoga (sapaan akrab) yang dikisahkan kepada redaksi.
Bagaimana awal mula anda tersengat kalajengking?
Dahulu waktu saya masih kecil, mungkin seumuran sekolah TK, 5 tahunan mungkin lah ya sering diajak bapak untuk pergi ke kebon dekat rumah untuk menjari jangkrik di Sukoharjo, Solo. Waktu itu jangkrik masih menjadi salah satu mainan primadona orang orang bahkan anak anak pada masa itu. Malam cari, besoknya dijual. Lumayan laris itu.
Nah cara kita dalam mencari jangkrik itu kita buru rumahnya yang biasanya membuat lubang di tanah. Lubang lubang itu kita pancing hingga jangriknya keluar. Tapi naas karena lubang jangkriknya sama dengan lubang kalajengking, alhasil yang keluar bukan jangkrik tetapi kalajengking. Dan mennyengatlah dia di jari saya.
Apa yang anda rasakan?
Sakit, perih sekali. Saya sampai menangis itu. Masih kecil juga kan. Jari yang tersengat sampai bengkak dan titik tengah yang tersengat itu sakit kaya tersengat lebah tapi lebih sakit.
Apa yang kemudian anda lakukan?
Menjerit pastinya kan. Bapak saya juga panik. Lalu ada tetangga yang memberikan saran. Bahwa dirinya dulu juga pernah tersengat kalajengking. Lantas dia membakar area yang tersengat dengan api korek atau lilin. Atau direndam ke dalam air larutan garam.
Lantas metode pengobatan apa yang anda lakukan?
Dari itu saya langsung dibawa bapak pulang ke rumah. Setelahnya bapak membuat ramuan larutan air garam. Dan tangan saya kemudian saya masukkan ke dalam panci yang ada air larutan garam tersebut.
Apa yang dirasakan, bagaimana perbedaannya?
Persisnya saya lupa, tapi Alhamdulillah lama kelamaan sakit jari yang tersengat itu berangsur reda dan hilang. Beberapa saat kemudian bengkak pun mengempis.
Sempat menggunakan obat dokter?
Tidak, tidak sempat ke dokter, tidak sempat ke apotek. Seingat saya waktu itu saya langsung dibawa pulang dan diterapi dengan air larutan garam tersebut.
Metode Thibbun Nabawi
Apa yang dilakukan Yoga ternyata pernah diterangkan oleh bapak ilmu kedokteran Islam Ibnu Sina yang kitab kitabnya dijadikan rujukan fakultas kedokteran di Eropa. Ibnu Sina, berkata, “Garam berfungsi untuk menetralisir racun yang ada akibat sengatan Kalajengking (binatang berbisa lainnya). Karena dalam garam ada zat yang bisa menyedot dan menetralisir racun.