Dan, tak ada angkutan umum yang datang ke daerah yang entah tertera di peta atau tidak itu. Jadi, kalau ia mau kabur mesti berjalan kaki melalui gurun pasir dan memakan waktu lebih dari sehari.
Beruntung, suatu hari suaminya lelah mendengar tangisan Nujood. Maka, ia diperbolehkan berkunjung ke rumah orangtuanya di Sanaa.
Namun, sesampainya di sana Nujood kecewa, karena ternyata orangtuanya malah menekankan dirinya bahwa sebagai seorang istri mesti taat kepada setiap perintah suami.
Ketika Nujood menceritakan berbagai kekejaman yang suaminya lakukan, ayahnya menekankan kalimat yang sama. Dan, sebagai sesama perempuan ibunya hanya berkata, “Itulah kehidupan. Setiap perempuan harus mengalami ini. Kita semua menjalani hal yang sama.”
Berani Bercerita
Sampai akhirnya ia mengadukan nasibnya ke Dowla, istri kedua ayahnya. Dowla menasihatinya agar lari ke pengadilan. Dengan bekal uang hasil Dowla mengemis selama sehari di jalanan, ia naik taksi ke pengadilan.
Di sana, ia membuat kaget Hakim Abdo saat mengutarakan maksudnya untuk bercerai. Hakim Abdo terkejut dengan fakta bahwa di usianya itu ia sudah menikah dan mengajukan cerai.
Namun, di pengadilan itu pula Nujood mendapatkan kepastian hukum dan teman: Shada, salah seorang pengacara wanita terbaik di Yaman yang memperjuangkan hak-hak wanita.
Berkat perjuangan Shada, kasus Nujood menjadi perhatian publik nasional dan internasional. Tanpa dia sadari, Nujood menjadi ikon keberanian kaum perempuan saat ini. Karena itu ia diganjar sebagai Women of The Year oleh Glamour, salah satu majalah wanita terbitan New York, yang menyandingkannya dengan Nicole Kidman, dan Senator Hillary Clinton.
Bahkan, Hillary Clinton menyebutnya sebagai salah seorang perempuan terhebat yang dia kenal.
Setelah kasus Nujood mencuat, banyak orang yang mendapatkan inspirasi dari kisahnya. Di antara mereka ada Arwa (9 tahun), Rym (12 tahun), dan seorang gadis berusia delapan tahun di Arab Saudi yang mengajukan perceraian kepada suaminya karena kasus kekerasan.
Meski demikian, tentu masih banyak “Nujood” lain di belahan dunia lainnya yang perlu mendapatkan perlindungan.
Namun, karena rata-rata orang menggunakan peristiwa menikahnya Nabi Muhammad dengan Aisyah sebagai pembenaran menikah di usia belia, maka memahami latar belakang atau konteks peristiwa itu dengan baik mutlak diperlukan. Juga harus terus disosialisasikan. Inilah bentuk perlindungan utama. [dmr]