PASAR MANUSIA
Cukup sekilo ikan lele di pasar pandemi
Cukup duapuluh lima ribu tujuh ekor
Sama besar kata Yu Mesem, serupa bakulnya
Dalam perjalanan sejarah manusia dan air dunia
Tak ada yang terlupa kecuali usia
Bahwa mahluk tak pernah tua, tak pernah berubah
Satu ikan lele menggelepar di ember para udang
Itukah gairah di balik senyum terpendam
Yu Mesem tenang memukul satu-satu lele
Tapi bukan akhir perjalanan jauh tanpa tujuan
Sebagaimana pertumbuhan di lapak-lapak
Di lorong-lorong zaman, bayangan bayam dan jagung
Meja makan adalah keindahan pertemuan
Sungguhkah usia menua di setiap jazirah
Jika tak terhitung umur bagi otak, jantung hati
Bahwa di dalam diri manusia ada nur
Hanya raga merapuh termakan waktu
Atau menggelepar, terpukul, atau terkubur
Tak ada ucapan selamat tinggal, kecuali janji
Bahwa kita akan bertemu lagi di cahayaNya
Oh ya, jangan lupa brambang bawang
Juga lombok dan terasi untuk sambal pelengkap derita
Dan ingatan bahwa kita membawa lupa dan luka.
Semarang 30 Januari 2022