Scroll untuk baca artikel
Gaya Hidup

Pelajaran yang Dapat Dipetik dari Move To Heaven

Redaksi
×

Pelajaran yang Dapat Dipetik dari Move To Heaven

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CODrama Korea Move To Heaven dibintangi oleh Lee Je-Hon (Cho Sang-Gu), Tang Joon-Sang (Han Geu-Ru), Hong Seung-Hee (Yoon Na-Mu), dan Ji Jin-He (Han Jeoung-U).

Drama ini berkisah tentang Jeong-U dan anaknya, Han Geu-Ru, yang menjalankan perusahaan jasa bersih-bersih barang peninggalan dari orang yang telah meninggal bernama Move To Heaven.

Drama Move To Heaven menangkap dengan baik problem sosial pada masyarakat Korea Selatan, di mana banyak di antaranya dengan atau tanpa sengaja memutuskan hubungan tali keluargaan: mereka meninggal sendirian dan tanpa keluarga—Korsel memang punya kasus lonely death yang mengalami tren kenaikan.

Sebelum para awak Move To Heaven melakukan tugasnya, mereka akan sejenak bersamadi dengan mengambil waktu hening untuk memberi penghormatan kepada arwah.

Ada semacam kepercayaan bahwa barang-barang yang ditinggalkan oleh almarhum punya dimensi esoterik yang harus dihormati. Setiap barang mengandung pesan dan cerita. Dan membersihkan barang itu harus tetap didasari dengan rasa hormat.

Berikut pelajaran yang dapat kita petik dari drama ini:

1. Keluarga Tak Harus Memiliki Hubungan Darah

Ilustrasi: Netflix.

Dua puluh tahun yang lalu, saat Jeong-U bekerja sebagai petugas kebakaran, ia menemukan seorang bayi di ruangan bawah tanah. Istrinya, Kim Ju-Yeon (Min Ji-Won) memutuskan untuk menemukan bayi ditemukan oleh suaminya.

Namun, Ji-Won kecewa setelah mengetahui bayi itu akan diadopsi ke luar negeri. Ia dan Jeong-U memutuskan untuk mengadopsi bayi itu dan memberi nama Han Geu-Ru.

Saat kecil, Geu-Ru didiagnosa memiliki sindrom asperger. Hal itu tak lantas membuat kedua orangtua angkat Geu-Ru meninggalkannya. Ji-Won dan Jeung-U dengan penuh kasih sayang membesarkan Geu-Ru.

Sebelum meninggal, Ji-Won berterima kasih kepada Geu-Ru karena telah menjadi anaknya. Jeung-U pun dengan penuh kesabaran dan kasih sayang merawat Geu-Ru hingga akhirnya, ia harus meninggalkan Geu-Ru selamanya akibat penyakit yang ia derita.

Namun, sebelum ia meninggal, Jeung-U menemui pengacara untuk wasiat jika ia meninggal dan meminta seseorang untuk menjadi wali Geu-Ru.

2. Berbeda Membuat Kita Istimewa

Ilustrasi: Netflix.

Dengan sindrom Asperger yang dideritanya, Geu-Ru berbicara bak robot. Namun, kecerdasannya di atas rata-rata. Ia bahkan mampu menghafal dan mengingat sesuatu hanya dalam waktu sekejap. Meski beberapa orang menganggap Geu-Ru idiot, orang sekitarnya mencintainya sepenuh hati sehingga ia tidak pernah merasa rendah diri.

3. Pentingnya Mendengar Kejadian Secara Utuh

Ilustrasi: Netflix.

Sebagai wali, Sang-Gu bersikap seperti anak-anak. Bahkan ia membuang sampah dan puntung rokok sembarangan di rumah. Ketika Geu-Ru dicengkeram oleh Sang-Gu, Na-Mu mengira jika Geu-Ru sedang disiksa oleh Sang-Gu. Padahal, Sang-Gu melindungi Geu-Ru agar tak membenturkan kepalanya di tembok.

Na-Mu menemui pengacara Lim Won Hee (Oh Hyun-Chang) untuk membatalkan perwalian Geu-Ru. Namun, Hyun-Chang tidak dapat melakukannya karena paham jika Na-Mu beropini denga bias. Terutama setelah tahu jika Sang-Gu baru saja keluar dari penjara setelah hampir membunuh orang.

4. Dendam Hanya Membawa Luka

Ilustrasi: Netflix.

Sang-Gu membenci Jeong-U. Sebagai adik, Sang-Gu merasa jika Jeong-U ingkar janji untuk datang menjemputnya. Tiga hari menunggu, Jeong-U tidak muncul juga. Ia pun marah.

Sang-Gu pun emosi saat Jeung-U muncul saat ia sedang bertanding. Ia meninju dengan keras Lee Jae-Wook (Kim Su-Cheol) yang membuatnya jatuh koma.

Suatu hari, Geu-Ru pergi ke wahana permainan serta ke beberapa restoran. Selain itu, ia juga ke stasiun, tempat Sang-Gu dan ayahnya seharusnya bertemu. Sang-Gu marah dan mengatakan jika Jeung-U adalah pembohong. Geu-Ru kemudian menceritakan jika ayahnya kecelakaan saat ingin menjemputnya. Sang-Gu sangsi. Ketika melihat isi sebuah lemari di rumah Geu-Ru penuh dengan sepatu Nike.