Scroll untuk baca artikel
Pendidikan

6 Kegiatan Penunjang dan Penanaman Pendidikan Lingkungan Hidup Anak Usia Dini

Redaksi
×

6 Kegiatan Penunjang dan Penanaman Pendidikan Lingkungan Hidup Anak Usia Dini

Sebarkan artikel ini

4. Market day

Kegiatan semacam ini sebagai upaya mengenalkan anak untuk berlatih berwirausaha. Siswa dilatih untuk bisa membuat perencanaan, promosi hingga yang terpenting yaitu menjualnya. Yaitu bisa menjual hasil karya dari anak-anak sendiri dari pemanfatan bahan alam menjadi karya seni.

5. Outing

Kegiatan ini merupakan kegitan sebagai jalan untuk memperdalam materi yang telah disampaikan pada pembelajaran di kelas. Kegiatan ini dilakukan dengan mengunjungi tempat-tempat sesuai dengan tema materi pembelajaran lingkungan.

6. OTFA (Out Tracking Fun Adventure)

Merupakan keberlanjutan dari outbound dan outing, namun ini merupakan sebagai evaluasi akhir dari berbagai kegiatan. Kegiatan ini bisa dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah. Bentuk kegiatannya tergantung dari kesepakatan yang terpenting menarik bagi siswa, baik berupa outbound, rekreasi, camping maupun tracking.

Eksperiental learning

Ada pepatah bijak mengatakan pengalaman adalah guru terbaik, pepatah ini bisa dijadikan metode dalam outbound. Sangat tepat bila outbound (experiential learning) ini menjadi konsep pembelajaran modern.

Para peserta yang mengikuti outbound tak hanya dihadapkan tantangan kemampuan intelegensi, tetapi juga fisik dan mental. Hal ini perlu terus dilatih menjadi pengalaman untuk belak menghadapi tantangan lebih nyata dalam persaingan di kehidupan sosial masyarakat.

Experiential learning adalah belajar melalui pendekatan pengalaman yakni memberikan pengalaman langsung kepada peserta pelatihan dengan simulasi permainan. Anak didik langsung merasakan sukses dan gagal dalam pelaksanaan tugas.

Hal ini sebagai penunjang kurangnya guru berpengalaman pada pembelajaran pendidikan lingkungan. Sebab guru atau pendidikan pada anak usia dini tingkat kecakapan perihal pendidikan lingkungan masih rendah.

Guru menerapkan metode pembelajaran experiential learning, merupakan suatu alternatif untuk penunjang kegiatan pembelajaran. Seorang guru dituntut profesional untuk menerakan kesadaran lingkungan. Karena anak merupakan sentra pembelajaran sebagai salah satu tumpuan utama mengelola dan memakmurkan alam.

Penerapan kegiatan experiential learning dengan memberikan pengalaman langsung contohnya aktivitas kesadaran lingkungan  eksperimen air berwarna, es batu dalam air, membuat mentega, dan membuat alat permainan dengan kertas bekas.

Selain mengembangkan kemampuan apresiasi atau kreativitas dan penghargaan terhadap perbedaan dalam sebuah kelompok, juga memberikan kontribusi memupuk jiwa kepemimpinan, dengan meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi