Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Kolom Kontemplasi

Penghuni Neraka: Kebanyakan Jin dan Manusia

:: Alfin Hidayat
20 Juli 2022
dalam Kontemplasi
penghuni neraka

Ilustrasi: Unsplash/Ian Stauffer

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai akal, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka Itulah orang-orang yang lalai,”

QS Al A’raaf: 179

BARISAN.CO – Ayat di atas menerangkan tentang penghuni neraka yang kebanyakan diisi dari golongna jin dan manusia. Keistimewaan manusiapun disebutkan ia adalah makhluk yang diciptakan dengan kesempurnaan dengan keberadaan akal untuk berfikir.

Tidak seperti hewan yang memiliki otak tapi tak mampu berakal atau berpikir. Ada istilah yang menyatakan ‘manusia seperti hewan’, maksudnya adalah bukan dalam bentuk fisik manusia itu berwujud seperti hewan, namun sifat dan perangainyalah yang menyerupai hewan.

Misalnya, orang yang tidak tahu malu dengan berbuat keburukan semaunya sendiri, suka maksiat atau orang yang tidak beretika.

Penyerupaan seperti halnya hewan wajar, karena hewan berbuat apapun dia tidak akan pernah merasa malu karena dia termasuk mahluk yang tak berakal. Ketika manusia yang memiliki akal namun tidak dipakai untuk berfikir agar menghasilkan perbuatan baik, maka tak ubahnya ia bagaikan hewan.

BACAJUGA

Jangan berperilaku seperti keledai

Jangan Berperilaku Seperti Keledai: Al-Jumu’ah Ayat 5

2 Mei 2022
KH Bisri Musthofa Tafsir Al-Ibriz

KH Bisri Musthofa, Pengarang Tafsir Al-Ibriz dan Mufassir Indonesia

18 Februari 2022

Istilah tersebut seakan memberi isyarat kepada kita bahwa ada di antara manusia yang wujud dan tampilannya berupa manusia tetapi sifat dan perbuatannya seperti binatang.

Ayat 179 surah Al-A’raaf di atas secara gamblang menyinggung fenomena tersebut, memang benar ada manusia yang seperti binatang.

Kebanyakan Penghuni Neraka Jahanam adalah Jin dan Manusia

Allah Swt berfirman:

وَكَذَٰلِكَ أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ قُرْءَانًا عَرَبِيًّا لِّتُنذِرَ أُمَّ ٱلْقُرَىٰ وَمَنْ حَوْلَهَا وَتُنذِرَ يَوْمَ ٱلْجَمْعِ لَا رَيْبَ فِيهِ ۚ فَرِيقٌ فِى ٱلْجَنَّةِ وَفَرِيقٌ فِى ٱلسَّعِيرِ

Artinya: “Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Quran dalam bahasa Arab, supaya kamu memberi peringatan kepada ummul Qura (penduduk Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul (kiamat) yang tidak ada keraguan padanya. Segolongan masuk surga, dan segolongan masuk Jahannam.” (QS. Asy-Syura: 7).

Calon penghuni neraka yang utama yakni orang-orang yang tidak beriman kepada Allah Swt. Mereka adalah orang yang tidak bersyukur atas nikmat yang dilimpahkan dan gemar mengadu domba. Selain itu is suka mengumpat, tidak berbaik dengan tetangga dan anak yatin.

Allah SWT berfirman tentang keadaan mereka pada hari kiamat:

يَوْمَ يَأْتِ لَا تَكَلَّمُ نَفْسٌ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ فَمِنْهُمْ شَقِىٌّ وَسَعِيدٌ

Artinya: “Di kala datang hari itu, tidak ada seorangun yang berbicara, melainkan dengan izin-Nya; maka di antara mereka ada yang celaka dan ada yang berbahagia.” (QS. Hud: 105)

Dalam kajian tafsir Ibnu Katsir, ayat di atas bermakna bahwa Kami (Allah) telah menyiapkan neraka Jahannam untuk kebanyakan manusia dan jin, karena itulah mereka akan cenderung melakukan perbuatan ahli neraka.

Sesungguhnya ketika Allah hendak menciptakan makhluk, Ia telah mengetahui apa yang akan mereka perbuat sebelum mereka ada. Hal itu telah Allah tulis sebelum Ia menciptakan langit dan bumi. Sebagaimana disebut dalam hadits shahih bahwa Rasulullah saw bersabda:

كَتَبَ اللهُ مَقَادِيْرُ الخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِيْنَ أَلْفَ سَنَةٍ

Artinya: “Sesungguhnya Allah telah tentukan takdir makhluk lima puluh tahun sebelum Ia menciptakan langit dan bumi, dan ‘Arasy-Nya di atas air.” (HR Muslim).

Hati, Mata dan Telinga yang Menjerumuskan ke Neraka Jahanam

Ada dua pertimbangan yang bisa ditangkap dari ayat di atas, yaitu:

Pertama, sesungguhnya pengetahuan Allah telah mengcangkup, bahwa mereka (kebanyakan jin dan manusia) itu akan terjerumus ke neraka Jahannam.

Hal ini Allah tidak membutuhkan terlihatnya perbuatan mereka yang menjadikan masuk neraka, sebab ilmu Allah itu universal dan integral, tidak terbatas pada zaman dan gerakan yang melahirkan perbuatan di dunia hamba yang baru.

Kedua, sesungguhnya pengetahuan Allah yang azali yang tidak terkait dengan zaman dan gerakan di dunia hamba yang baru, bukanlah  yang mendorong kebanyakan jin dan manusia kepada kesesatan, melainkan dipicu oleh faktor yang disebut secara tekstual oleh ayat di atas;

“Mereka mempunyai akal, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah).”

Tidak membuka akal yang dianugerahkan kepada mereka dengan selebar-lebarnya untuk memahami (ayat-ayat Allah). Mereka juga tidak membuka mata untuk melihat ayat kauniyah, tanda-tanda kekuasaan Allah yang terkait dengan alam semesta.

Bahkan mereka juga tidak membuka telinga untuk mendengar ayat-ayat Allah yang dibaca, dikaji, dan di dakwahkan. Mereka benar-benar menelantarkan perangkat-perangkat yang dianugerahkan kepada mereka.

Karena itu, mereka hidup dalam kelalaian dan tidak pernah melakukan kontemplasi (perenungan). Maka mereka dikatakan, “Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai“.

Akal adalah Pemimpin Tubuh

Penyebutan secara khusus akal atau hati, mata dan telinga, menunjukkan betapa pentingnya ketiga organ ini. Mereka bisa mengantarkan ke surga manakala digunakan dengan baik untuk meningkatkan ilmu, iman dan takwa.

Akan tetapi, mereka juga bisa menjerumuskan ke neraka manakala ditelantarkan dan tidak digunakan untuk memahami Allah.

Didahulukannya akal dari penyebutan mata dan telinga juga memperlihatkan urgensi hati atau akal bagi keseluruhan tubuh manusia. Hati menjadi tempat, kekuatan berpikir dan keyakinan manusia.

Karena itu, hati sangat menentukan baik dan buruk manusia secara menyeluruh, sebagaimana sabda Rasulullah Saw:

أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ

Artinya: “Ingatlah bahwa di dalam tubuh manusia ada segumpal organ, bila ia baik maka baiklah seluruh tubuh manusia itu. Dan bila dia rusak, maka rusaklah  seluruh tubuhnya. Organ itu adalah hati (akal).” (HR Bukhari Muslim).

Dengan demikian, menjaga kesehatan akal berarti menjaga manusia secara keseluruhan. Sedangkan membiarkan akal rusak sama dengan merusak manusia itu sendiri.

Hal ini sangatlah rasional mengingat hati adalah tempat bersemayamnya keyakinan yang akan menentukan visi hidup seorang manusia, sumber niat, motivasi, selera dan emosi yang akan mengarahkan amal seseorang dan menentukan mutunya.

Tak Berhati Tak Berakal

Kalimat penutup ayat 179 surat Al-A’raaf di atas menegaskan, ketika manusia menelantarkan fungsi akal atau hati, mata dan telinga, maka ia disamakan seperti binatang yang tidak berhati dan berakal.

Karena itu, ayat tersebut memberi sinyal penting akan adanya manusia yang berperilaku binatang.

Tampilan oke, parlente, semua pernak-pernik dan hiasan dunia menempel di tubuhnya, namun perilakunya bagai binatang.

Seperti pejabat yang menjarah dan mengorupsi uang rakyat milyaran rupiah dan membiarkan sebagian rakyatnya mengidap busung lapar dan gizi buruk. Contoh lain, orang yang merekam video perbuatan mesumnya lalu perbuatan asusilanya itu ditonton oleh sekian juta mata. Mereka bagai binatang, tak berhati tak berakal.

Semoga kita dijauhkan dari segala perilaku buruk yang akan mengantarkan kita ke neraka. Semoga amar ma’ruf nahi munkar selalu menghiasi amal ibadah kita yang akan dicatat oleh Allah sebagi amal kebaikan.

Amal-amal tersebut yang akan membawa kita ke surga bukan sebagai penghuni neraka. Mensyukuri segala nikmat yang Allah Swt berikan kepada kita dan mempergunakannya sebagaimana fitrahnya organ tubuh itu diciptakan.

Editor: Lukni
Topik: NerakaNeraka JahanamTafsir
Alfin Hidayat

Alfin Hidayat

POS LAINNYA

kandungan surat al ashr
Kontemplasi

Kandungan Surat Al Ashr, Memaknai Sebuah Waktu di Dunia

8 Agustus 2022
prasangka buruk
Kontemplasi

Prasangka Buruk, Jauhilah! Surah Al-Hujurat ayat 12

4 Agustus 2022
sebaik baik manusia
Kontemplasi

Sebaik Baik Manusia dan Seburuk Buruk Makhluk di Sisi Allah

25 Juli 2022
menunjukkan kesalahan
Kontemplasi

Orang Paling Aku Sukai Adalah Dia yang Menunjukkan Kesalahanku

22 Juli 2022
istiqomah
Kontemplasi

Istiqomah, Makna dan Cara Merealisasikannya

21 Juli 2022
cerita inspiratif
Kontemplasi

3 Cerita Inspiratif, Penuh Hikmah dan Pesan Moral

19 Juli 2022
Lainnya
Selanjutnya
Kunjungan Menlu Vietnam

Jokowi Terima Kunjungan Menlu Vietnam, Ini 3 Arahan Presiden

Optimalisasi Kredit Perbankan pada Pertanian Organik, Menuju Sustainable Finance

Optimalisasi Kredit Perbankan pada Pertanian Organik, Menuju Sustainable Finance

TRANSLATE

TERBARU

hadits tentang senyum

Hadits Tentang Senyum: Sedekah Penuh Pahala

10 Agustus 2022
perkembangan anak

5 Bidang Perkembangan Anak Usia Dini, Perlu Diperhatikan

9 Agustus 2022
pembunuhan berencana

Pembunuhan Berencana

9 Agustus 2022
Catatan atas Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II-2022 (Bagian Satu)

Catatan atas Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II-2022 (Bagian Satu)

9 Agustus 2022
Melawan Osteoporosis

Pemprov DKI Canangkan Gerakan DKI Jakarta  Melawan Osteoporosis

9 Agustus 2022
trauma kasus polisi tembak

Trauma Kasus Polisi Tembak

9 Agustus 2022
Hari Masyarakat Adat Internasional

Hari Masyarakat Adat Internasional 2022, Tema: Peran Perempuan Adat

9 Agustus 2022

SOROTAN

Kaum Khawarij Modern
Opini

Potret Keberagamaan yang Ekslusif Kaum Khawarij Modern

:: A. Ramdani
9 Agustus 2022

Kaum Khawarij Modern

Selengkapnya
Sejarah Penetapan Tahun Hijriah dan Arti Bulan-Bulan dalam Kalender Islam

Sejarah Penetapan Tahun Hijriah dan Arti Bulan-Bulan dalam Kalender Islam

1 Agustus 2022
satu abad chairil anwar

Satu Abad Chairil Anwar, Puisi dan Doa

26 Juli 2022
Film Invisible Hopes

Film Invisible Hopes Mengungkap Sisi Gelap Anak-Anak yang Lahir di Jeruji Penjara

23 Juli 2022
Beredar Surat Pengangkatan Tenaga Honorer Jadi PNS, Begini Penjelasan Kemen PANRB

Pegawai Negeri Dibutuhkan, Tetapi Cenderung Tidak Diapresiasi

21 Juli 2022
Marak Praktik Penipuan Mystery Box, Celios Sarankan E-Commerce Lebih Proaktif

Marak Praktik Penipuan Mystery Box, Celios Sarankan E-Commerce Lebih Proaktif

18 Juli 2022
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Risalah
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Sastra
  • Khazanah
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang