BARISAN.CO – Saat memutuskan menjalin biduk rumah tangga artinya harus siap bekerja sama termasuk dalam mendidik dan mengurus anak. Pasangan suami istri, M. Chozin Amirullah dan Jantu Sukmaningtyas adalah contoh keselarasan dalam rumah tangga.
Sejak awal, pasangan yang kini telah dikaruniai tiga putri ini menyadari pentingnya proses membersamai anak. Namun, sering kali, masyarakat menganggap begitu beruntungnya seorang istri yang memiliki suami mau membantu mengurus anak-anak mereka.
Pernyataan beruntung itu sama sekali tidaklah tepat terutama dalam mendidik anak diperlukan peran kedua orangtua, yaitu Ibu dan Ayah. Sayangnya, yang acapkali terjadi ialah urusan rumah adalah tugas ibu sedangkan ayah hanya mencari nafkah.
Sukma menceritakan jika ia akan memotong pembicaraan saat dirasa seseorang akan mengatakan ia beruntung memiliki suami yang membantu dalam mengurus anak.
“Bukan bermaksud tidak sopan. Namun, saya hanya ingin memberi pemahaman orangtua itu kan ibu dan bapak. Jadi, tanggung jawab itu ya sama-sama. Bukan ibu saja,” kata perempuan asal Bangka tersebut.
Menurutnya, harus ada pembagian tanggung jawab dalam mendidik, momong dan membimbing anak agar tidak berat sebelah. Sukma menambahkan jika rata-rata laki-laki modern sudah memahami pembagian tugas dalam mendidik anak, namun berbeda dengan yang masih kolot dengan paham patriarki yang menganggap semuanya adalah tugas istri.
“Tapi ini kebanyakan orang-orang zaman dulu atau yang tinggal di kampung. Kalau di kota rata-rata sudah lebih tercerahkan dengan banyaknya informasi dari internet bahwa pendidikan anak tidak hanya peran ibu semata,” ujar Sukma.
Sukma pun melanjutkan baik dirinya maupun suaminya sudah memahami peran kedua orangtua dalam mendidik anak sehingga sebelum menikah keduanya tidak melakukan pembicaraan pembagian tugas.
“Saya sudah paham saja pola pemikiran suami saya cukup moderat, egaliter untuk pembicaraan terkait anak,” lanjut Sukma.
Mendidik, mengurus, dan menjaga anak adalah komitmen bersama antara pasangan suami istri bukan sebuah keberuntungan. Sepasang suami istri yang telah diberi kepercayaan memiliki anak memiliki tanggung jawab yang sama dalam membesarkan mereka karena itulah berhenti untuk katakan kepada perempuan “Kamu beruntung memiliki suami seperti itu” karena itu sama saja akan menyuburkan patriarki di muka bumi ini. [dmr]