Scroll untuk baca artikel
Blog

Penutupan Sekolah Demokrasi: Situasi Demokrasi Indonesia Sangat Panas

Redaksi
×

Penutupan Sekolah Demokrasi: Situasi Demokrasi Indonesia Sangat Panas

Sebarkan artikel ini

Persoalan lingkungan, Mahasiswa Doktoral Universitas Leiden Yogi Setya Permana mengatakan masalah kerusakan alam adalah masalah serius yang sama pentingnya dengan masalah sandang pangan karena ia juga mengancam kebertahanan hidup warga.

“Masalah ini tidak dapat dipisahkan dari politik. Lingkungan yang rusak adalah produk dari kebijakan politik,” tegas perwakilan peserta Sekolah Demokrasi ini.

Lain lagi dengan Gita Dwi Darmara dan Kemal Farizan yang menyorot berbagai isu-isu penting yang telah dibahas sebelumnya adalah bahwa masyarakat Indonesia tidak akan punya kesadaran akan pentingnya pembasmian korupsi, politik uang, pentingnya kelestarian lingkungan dan berbagai isu-isu lainnya apabila kebutuhan primer dan kesejahteraan masyarakat belum terpenuhi.

Perwakilan PPI Leiden ini, akar solusi dari segala masalah yang ada di Indonesia adalah kesejahteraan masyarakat Indonesia itu sendiri.

Sebelumnya, acara penutupan Sekolah Demokrasi sambutan diberikan oleh perwakilan penyelenggara dan peserta Brian Anesto Sitorus.

Brian Anesto Sitorus mengatakan  atas berbagai hal, politisi yang kami undang tidak dapat hadir.

“Di ruangan ini juga telah hadir para cendekiawan dan pemikir. Membahas mengenai konsolidasi demokrasi menjelang tahun 2024 dan lebih jauh untuk tahun 2045,” pungkas Mahasiswa Leiden Universitiy ini. [Luk]