Scroll untuk baca artikel
Gaya Hidup

Penyebab Orang Usil Itu Nyebelin

Redaksi
×

Penyebab Orang Usil Itu Nyebelin

Sebarkan artikel ini

Orang usil sering kali membuat orang lain merasa sangat tidak nyaman karena mengajukan pertanyaan yang tidak pantas dan bahkan hal-hal yang kelewatan batas

BARISAN.CO – Orang usil terkadang merepotkan. Tak tahu situasi dan kondisi terus berusaha untuk mengorek, mengintai, menguping, dan menanyakan hal-hal yang terlalu pribadi tentang orang lain.

Mungkin, kita pernah menemukan orang seperti itu. Yang lebih menyebalkan ketika orang tersebut adalah tetangga dekat kita. Dibiarin, makin jadi. Diabaikan malah dianggap sombong. Mau pindah, biaya lagi. Fiuhhhh.

Ada juga yang berdalih, bukan usil, melainkan penasaran. Memang keduanya sama-sama kata sifat. Namun, penasaran lebih kepada rasa ingin tahu, investigatif, dan eksploratif. Sedangkan, usil membuat orang merasa terganggu.

Umumnya, orang usil suka sekali bergosip dan menyebarkan desas-desus. Setelah mereka mengetahui hal buruk yang menimpa orang lain, mereka cenderung hanya menjadikan informasi itu sebagai bahan gosip bersama kawanannya.

Orang usil sering kali membuat orang lain merasa sangat tidak nyaman karena mengajukan pertanyaan yang tidak pantas dan bahkan hal-hal yang kelewatan batas. Terlepas dari konsekuensi yang mereka hadapi, percakapan yang tidak menyenangkan itu justru tak kunjung dihentikan, meski itu berarti hubungannya rusak dengan orang yang diusili.

Orang cacat karakter ini berasal dari berbagai elemen masyarakat, tetapi memiliki penyebab yang sama sehingga mereka seperti itu.

Mereka cenderung tidak memiliki keterampilan sosial. Sejauh mana kita berbagi barang-barang pribadi, tentu tergantung seberapa dekatnya kita dengan mereka.

Kita mungkin tidak memiliki masalah untuk membagikan rincian kehidupan dengan pasangan, teman, saudara, atau orang tua sekali pun. Begitu pun saat berkomentar, kita tidak berhak melayangkan perkataan yang menyakiti dengan mereka apalagi orang lain yang asing dengan kita.

Penyebab Orang Menjadi Usil

Asumsi orang usil tidak memilki hal lain untuk tidak dilakukan mungkin tidak benar. Lebih mungkin, mereka memiliki keterampilan sosial yang buruk dan berpikir dekat dengan kita sehingga merasa layak menayakan hal pribadi.

Mereka salah memahami sinyal sosial, tidak mengerti batasan, dan tidak paham bahwa orang selalu selektif saat memilih orang untuk menceritakan kehidupan pribadinya. Memang ada juga saat diberi tahu, kita tak menyukai pertanyaan seperti itu, mereka akan diam dan mundur. Sayangnya, ada juga orang yang ndablek.

Mengutip Speeli, berikut ini alasan psikologi dibelakang sifat ini:

1. Memeriksa kemajuan mereka

Keingintahuan lebih banyak tentang teman atau rekannya untuk membandingkan kemajuannya. Orang yang ingin tahu bisa saja mengorek penghasilan temannya.

2. Agar merasa lebih unggul

Beberapa orang usil berupaya mencari tahu kemalangan yang dialami orang lain. Orang itu biasanya mendapatkan lebih banyak informasi tentang orang lain agar merasa lebih unggul. Misalnya, saat mengetahui temannya sedang mengalami masalah keuangan, dia merasa dirinya lebih baik.

3. Menjadi lebih kuat ketika mendapat banyak pengetahuan

Mereka ingin mengumpulkan informasi karena mengetahui lebih banyak tentang orang lain membuatnya lebih berkuasa dan terkendali. Terkadang, orang itu menggali informasi apa pun untuk menambah basis pengetahuannya.

4. Tidak puas dengan hidupnya

Ketika orang tidak puas dengan hidupnya, mereka akan mencoba mencari tahu apa yang dilakukan orang lain karena percaya tidak bisa melakukan apa pun yang berguna. Sehingga, berusaha untuk membandingkan hidupnya dan berharap kemalangan terjadi kepada orang lain.

Ini sering kali terlintas dalam benak saya. Sebab, beberapa kali, saya menemukan orang usil cenderung tidak puas dengan hidupnya sehingga mencari validasi bahwa hidupnya baik-baik saja dengan mengharapkan kemalangan terhadap orang lain.

5. Tertarik pada seseorang

Saat naksir seseorang, orang biasanya menjadi usil. Sebab, ia ingin tahu lebih banyak tentang orang yang disukainya. Tapi, kalau dipikir-pikir kalau begini, apa orang yang ditaksirnya itu malah menjadi ilfil kalau begini?