Coba lihat sekeliling Anda. Mayoritas pemilik warung makanan adalah perempuan. Atau selama pandemi ini, ada saja ibu–ibu yang menjual dagangan di media sosial. Dari produk makanan, fashion, obat-obatan hingga peralatan rumah tangga.
Karena kontribusi besarnya terhadap perkembangan UMKM, perempuan kini mendapat gelar sebagai pahlawan ekonomi. Seperti yang pernah diungkapkan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki beberapa waktu lalu. Perempuan pengusaha dan perannya sangat strategis sebagai pahlawan ekonomi, khususnya di sektor koperasi dan UKM.
Teten menggunakan data Sensus Ekonomi 2016. “Perempuan pengusaha masih memimpin yakni dengan persentase sebesar 54,96 persen,” kata Teten seperti yang dilansir dari berita Tempo.
Perkembangan mode muslim di Indonesia juga tak lepas dari peran perempuan. Mayoritas pemiliknya adalah perempuan. Sebut saja Ria Miranda, Dian Pelangi, Restu Anggraini, dan Elidawati Ali Oemar. Mereka berkontribusi pada laju pertumbuhan ekonomi bangsa ini.
Fakta itu menunjukkan bahwa kini tempat perempuan bukan saja pelengkap atau subordinasi laki–laki. Bukan lagi hanya di dapur, sumur dan kasur. Perempuan bisa berperan pada semua sektor. Menduduki posisi–posisi strategis, baik di pemerintahan maupun sektor-sektor swasta.
Pada akhirnya mereka bukan saja pahlawan bagi keluarganya tapi juga bangsanya. Sebab ketika perempuan sejahtera, semua akan sejahtera. []
Penulis: Yusnaeni