BARISAN.CO – Imbas dari embargo ekonomi Rusia membuat sejumlah negara Eropa kelimpungan mencari pasokan energi untuk kebutuhan dalam negeri mereka. Batubara Indonesia pun kemudian dilirik oleh negara-negara Eropa. Maklum, berdasarkan Statista, Indonesia merupakan negara eksportir batubara terbesar di dunia pada 2019 sebanyak 455 juta ton.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat sudah ada empat negara Eropa yang menjajaki impor batubara Indonesia, diantaranya Italia, Spanyol, Jerman, dan Belanda, dikutip dari CNBC (24/06/2022).
Akan tetapi, karena baru tahap penjajakan maka belum dapat dipastikan berapa jumlah kuota permintaan batubara Indonesia dari negara-negara tersebut. Oleh karena itu, Indonesia belum menaikkan target produksi batu baranya dari target tahun ini sebesar 663 juta ton.
Tantangan Industri Tambang Indonesia
Ternyata permintaan batubara pasar Eropa tidak mudah untuk dieksekusi begitu saja. Menurut Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI), Hendra Sinadia, ada beberapa hal yang menjadi tantangan untuk memenuhi permintaan tersebut.
Umumnya, para penambang akan mengutamakan pemenuhan kontrak yang sudah existing, baik itu kontrak untuk pasar domestik maupun ekspor. Lalu, “faktor cuaca, keterbatasan alat berat juga menjadi hambatan,” terang Hendra, dikutip dari Kontan (26/06/2022). “Selain itu untuk permintaan dari Eropa (terkendala) soal kualitas juga,” tambahnya.
Namun demikian, Hendra tidak menampik kemungkinan pelaku usaha dapat mengoptimalkan peluang pemenuhan batubara ke pasar Eropa itu. “Terutama jika kualitas (batubara) sesuai, dan harga serta syarat dan ketentuan disepakati, perusahaan bisa memanfaatkan peluang dengan meningkatkan produksi,” jelas Hendra.
Senada dengan hal itu, Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batubara, Irwandy Arif juga menyadari tidak mudah untuk mengeksekusi permintaan batubara pasar Eropa itu. Menurutnya, faktor spesifikasi menjadi tantangan serius bagi industri batubara Indonesia. Sebab, kualitas batubara yang dikonsumsi Eropa di atas 5.500 kalori/kg. Selain itu juga faktor cuaca dan pengadaan alat berat menjadi kendala untuk meningkatkan produksi batubara.
Berkaca pada realisasi target tahun 2022 produksi batubara, per Mei lalu, produksi batubara baru mencapai 41% dari target. Maka itu, Irwandy merasa kesulitan jika peningkatan produksi batubara digenjot secara tiba-tiba. Dengan begitu, ia pun belum bisa menghitung proyeksi penambahan produksi nasional untuk memenuhi permintaan tambahan dari pasar Eropa. [rif]