Scroll untuk baca artikel
Ekonomi

Permintaan Kredit Perbankan Meningkat Pada Juni 2022

Redaksi
×

Permintaan Kredit Perbankan Meningkat Pada Juni 2022

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – “Permintaan dan penyaluran kredit tumbuh meningkat pada Juni 2022” menurut hasil survei Bank Indonesia yang dirilis Senin (18/07/2022). Survei Penawaran dan Permintaan Pembiayaan Perbankan dilaksanakan secara bulanan sejak Agustus 2020 dalam rangka mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional akibat dampak pandemi COVID-19.

Permintaan kredit atau pembiayaan dilaporkan terindikasi meningkat kepada korporasi dan kepada rumah tangga. Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan pembiayaan korporasi sebesar 16,4% pada Juni 2022, lebih tinggi dari SBT Mei 2022 sebesar 12,1%.

Sebagai informasi, nilai SBT merupakan selisih dari persentase responden yang menjawab meningkat dengan yang menurun. Responden yang menjawab sama saja tidak diperhitungkan.

Peningkatan dilaporkan survei terutama pada sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, dan sektor penyedia makanan minuman. Pembiayaan terutama untuk mendukung aktivitas operasional, membayar kewajiban jatuh tempo dan mendukung pemulihan permintaan domestik. 

Responden menginformasikan cara pemenuhan kebutuhan pembiayaan pada periode survei (Juni 2022). Antara lain: dipenuhi dari dana sendiri (56,7%), penambahan kredit baru dari perbankan (9,4%), pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik (7,9%), dan pinjaman atau utang dari perusahaan (4,7%).  

Responden menyampaikan pemilihan sumber pembiayaan terutama dipengaruh oleh dua aspek. Yaitu: kemudahan dan kecepatan perolehan dana (81,1%), serta optimalisasi fasilitas eksisting (15,0%).

Sementara itu, permintaan pembiayaan baru oleh rumah tangga juga dilaporkan terindikasi tumbuh positif pada Juni 2022. Responden rumah tangga yang melakukan penambahan pembiayaan melalui utang atau kredit mencapai 8,9%. Lebih tinggi dibandingkan dengan 8,3 % pada bulan sebelumnya.

Sumber utama pemenuhan pembiayaan rumah tangga yang berasal dari pinjaman bank umum sebesar 37,9%. Sedangkan sumber pembiayaan lainnya adalah: koperasi (18,5%), leasing (16,3%), dan fintech (7,4%), Teman (7,1%), dan BPR (5,6%).

Berdasarkan jenis penggunaan, mayoritas pembiayaan yang diajukan oleh responden rumah tangga adalah Kredit Multi Guna dengan pangsa sebesar 42,7% dari total pengajuan pembiayaan baru. Jenis pembiayaan lainnya yang diajukan oleh responden adalah Kredit Kendaraan Bermotor (23,4%), Kredit Kepemilikan Rumah (11,6%), kredit peralatan rumah tangga (9,2%), dan kartu kredit (5,2%).

Permintaan Kredit pada 3 bulan mendatang diprakirakan melambat

Hasil survei menyampaikan bahwa permintaan kredit dari korporasi pada 3 bulan yang akan datang (September 2022) diprakirakan melambat. Hal itu terindikasi dari SBT sebesar 23,2%, lebih rendah dari SBT 24,2% pada bulan sebelumnya.

Perlambatan kebutuhan pembiayaan antara Iain disampaikan oleh responden beberapa sektor. Yaitu: sektor Konstruksi, sektor Pengadaan Listrik, dan sektor Pertambangan. Mereka mengaku sebagai dampak dari masih lemahnya permintaan dari mitra dagang (44,0%) dan pesimisme akan peningkatan permintaan masyarakat (20,0%).

Ada beberapa sektor yang diprakirakan masih mengalami peningkatan kebutuhan pembiayaan. Diantara: sektor Pertanian, sektor Informasi dan komunikasi, serta sektot Industri Pengolahan. Terutama untuk mendukung aktivitas operasional dan membayar kewajiban jatuh tempo yang tidak bisa di-rollover.

Responden korporasi menyampaikan pemenuhan kebutuhan dana masih dipenuhi dari dana sendiri (64,2%). Meski masih menjadi sumber terbesar kedua, pembiayaan melalui kredit baru ke perbankan dalam negeri (14,6%) melambat.

Sejalan dengan permintaan korporasi, rencana penambahan pembiayaan oleh rumah tangga juga terindikasi menurun. Hal ini terindikasi dari responden yang berencana melakukan penambahan pembiayaan ke depan sebesar 6,8% pada Juni 2022. Lebih rendah dibandingkan 7,7% hasil survei bulan sebelumnya. [rif]