Scroll untuk baca artikel
Blog

Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2022 Kurang Berkualitas

Redaksi
×

Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2022 Kurang Berkualitas

Sebarkan artikel ini

Akan tetapi, pesatnya komponen ini kurang berdampak luas pada dinamika perekonomian nasional, terutama berupa kecilnya efek pengganda bagi kondisi ekonomi rakyat kebanyakan. Peningkatan terutama karena komoditas seperti batubara, minyak kelapa sawit, serta besi dan baja. kinerjanya dikhawatirkan sulit berkelanjutan karena sangat bergantung pada pasar dunia yang amat bergejolak.

Indikasi Lainnya Terkait Kualitas Pertumbuhan Ekonomi

Kurang berkualitasnya pertumbuhan ekonomi tahun 2022 juga telah diindikasikan oleh fenomena ketenagakerjaan, kemiskinan dan ketimpangan. Jumlah penganggur masih sebanyak 8,42 juta orang dan tingkat pengangguran terbuka sebesar 5,86% per Agustus 2022. Masih lebih buruk dibanding sebelum pandemi, yakni sebanyak 7,10 juta orang dan 5,28% per Agustus 2019.

Pekerja berstatus formal menurut klasifikasi BPS pun belum pulih, masih sebanyak 40,69% per Agustus 2022. Belum kembali pada porsi per Agustus 2019 yang sebesar 44,11%. Dengan kata lain, porsi pekerja informal yang justeru jauh lebih banyak.

Kondisi ketenagakerjaan yang masih kurang baik ditandai pula oleh besarnya jumlah pekerja tidak penuh dan mereka yang berstatus pekerja tidak dibayar. Begitu pula dengan sektor pertanian yang terpaksa menampung pekerja lebih banyak ketika pandemi, belum berhasil dipindah lagi ke sektor lainnya hingga Agustus 2022.

Jumlah penduduk miskin meningkat dari 24,79 juta orang per September 2019 menjadi 27,55 juta orang pada September 2020. Sedangkan persentase penduduk miskin meningkat dari 9,22% per September 2019 menjadi 10,19% per September 2020.  

Jumlah penduduk miskin per September 2022 tercatat masih sebanyak 26,36 juta orang dan tingkat kemiskinan masih sebesar 9,57%. Lebih tinggi dibanding September 2019 yang sebanyak 24,79 juta orang dan 9,22%. Penurunan pada tahun 2022 dibanding 2021 terlampau kecil, atau bisa dikatakan pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh secara berarti.

Sebagai penutup, penulis mengingatkan otoritas ekonomi untuk lebih serius memperhatikan aspek keberlanjutan dari pertumbuhan ekonomi pada tahun-tahun mendatang. Kualitas pertumbuhan tahun 2022 yang menurun dan tidak memperkuat fundamental ekonomi, meingkatkan risiko untuk kembali tumbuh di bawah 5% pada tahun mendatang. [rif]