Namun, bank bisa memperoleh keuntungan lebih dari pendapatan non bunga seperti fee based income. Besar pendapatan itu bergantung pada intensitas transaksi nasabah. Maka, semakin sering nasabah bertransaksi lewat aplikasi bank digital, seperti transfer antar bank, top up saldo e-wallet, dan lain-lain maka keuntungan yang diperoleh semakin besar.
Untuk itulah, dengan keunggulan yang dimiliki oleh bank digital, maka bank digital mesti masuk ke dalam ekosistem ekonomi digital. Sebab, dengan begitu, bank digital akan terintegrasi dengan berbagai macam aplikasi. Sehingga dapat mengambil biaya dari setiap transaksi elektronik bank di aplikasi-aplikasi yang ada di dalam ekosistem tersebut.
Namun begitu, bukan tanpa risiko. Hingga sekarang, masih ada sejumlah bank digital yang belum dapat membukukan keuntungan. Contohnya, Bank Neo Commerce yang memperkirakan baru akan masuk ke dalam fase profitable dalam waktu 3-5 tahun setelah transformasi ke bank digital, terhitung sejak 2020.
Tercatat, pada 2021, Bank Neo Commerce masih mencatat rugi bersih Rp.986 miliar. [Luk]