Scroll untuk baca artikel
Ekonomi

Prospek Perbankan ke Depan Masih Berat

Redaksi
×

Prospek Perbankan ke Depan Masih Berat

Sebarkan artikel ini

“Jika bisa tumbuh tiga persen saja sudah sangat bagus. Jelas, bahwa tahun depan tantangan perbankan juga masih berat. Sementara restrukturisasi juga akan diperpanjang. Perbankan diperkirakan tidak akan mendapatkan keuntungan kredit sekitar 10-20 persen dari total kredit,” urai Aviliani.

Artinya, perbankan belum bisa recovery dan pertumbuhan kredit juga masih terbatas. Keuntungan bank akan semakin terkena dampak.

Biaya operasional perbankan juga masih cukup tinggi. Karena walaupun dilakukan restrukturisasi, tetapi restrukturisasi itu tidak boleh dibungakan. Jadi pendapatan selama setahun—atau bisa jadi dua tahun—bank tidak bisa mengharapkan untuk memperoleh pendapatan dari bunga maupun dari pokok.

Selain itu perilaku masyarakat telah berubah secara cepat. Semula diperkirakan digitalisasi sektor perbankan baru akan marak pada 10 tahun lagi. Tapi ternyata ketika terjadi pandemi, terjadi percepatan pada masyarakat yang berusia lima puluh tahun ke atas dari semula tidak pernah menggunakan phone banking, saat ini dipaksa menggunakan phone banking.

Dengan demikian muncul kebutuhan investasi di sektor digital. Sedangkan kondisi perbankan saat ini, dari total jumlah perbankan nasional yang punya kemampuan berinvestasi di sektor digital tidaklah banyak.

“Sepertinya perlu dipikirkan regulasi ketika bank-bank yang tidak punya kemampuan investasi digital, diberikan alternatif untuk bergabung dalam suatu Kelompok Usaha Bank (KUB) dan terdapat bank yang menjadi induknya,” usul Aviliani.

Hal itu perlu dilakukan pemerintah dengan menerbitkan regulasi agar dunia perbankan nasional tidak tumbang ke depan. Karena bagaimanapun, untuk investasi digital membutuhkan dana sangat besar.

Bahkan saat ini mulai ada beberapa bank besar yang ingin membeli bank-bank kecil untuk dijadikan bank digital atau menjadi “Neo Bank”, yakni bank yang beroperasi dengan tidak mempunyai kantor cabang tetapi semua transaksi perbankan dilakukan dengan digital, mulai dari membuka rekening sampai pembayaran yang serba digital. (Pso)