Scroll untuk baca artikel
ragam

Puisi dan Kata-Kata Bijak Kahlil Gibran Tentang Rindu, Cinta dan Kehidupan

Redaksi
×

Puisi dan Kata-Kata Bijak Kahlil Gibran Tentang Rindu, Cinta dan Kehidupan

Sebarkan artikel ini
Kahlil Gibran
Ilustrasi foto/Pexels.com

Puisi Cinta Kahlil Gibran

Berikut ini puisi cinta karya Kahlil Gibran yang diambil dari tulisan Irwin Day:

Cinta: Kesatuan

Suatu hari engkau bertanya kepadaku,
manakah yang lebih penting bagimu
hidupku atau hidupmu?

Aku berkata, hidupku
lalu engkau pergi tinggalkan aku,

Tanpa kau tahu
Engkaulah sejatinya hidupku itu

Dari The Forerunner

Mereka berkata tentang serigala dan tikus
Minum di sungai yang sama
Di mana singa melepas dahaga

Mereka berkata tentang helang dan hering
Menghujam paruhnya ke dalam bangkai yg sama
Dan berdamai ¨C di antara satu sama lain,
Dalam kehadiran bangkai ¨C bangkai mati itu

Oh Cinta, yang tangan lembutnya
mengekang keinginanku
Meluapkan rasa lapar dan dahaga
akan maruah dan kebanggaan,
Jangan biarkan nafsu kuat terus menggangguku
Memakan roti dan meminum anggur
Menggoda diriku yang lemah ini
Biarkan rasa lapar menggigitku,
Biarkan rasa haus membakarku,
Biarkan aku mati dan binasa,
Sebelum kuangkat tanganku
Untuk cangkir yang tidak kau isi,
Dan mangkuk yang tidak kau berkati.

Jatuh Cinta Padamu

Mempesonanya kamu
Menyungging senyummu
Menghiasi raut wajahmu
Mendiamkan detak jantungku
Mataku jadi pencuri senyummu
Yang menghantam jantungku
Bingung tak menentu
Dengan kehadiranmu
Mungkinkah menerimaku
Kutakut kehilanganmu
Bila kau tahu perasaanku
Yang jatuh cinta padamu

Pandangan Pertama

Itulah saat yang memisahkan aroma kehidupan dari kesadarannya.
Itulah percikan api pertama yang menyalakan wilayah-wilayah jiwa
Itulah nada magis pertama yang dipetik dari dawai-dawai perak hati manusia
Itulah saat sekilas yang menyampaikan pada telinga jiwa tentang risalah hari-hari
yang telah berlalu dan mengungkapkan karya kesadaran yang dilakukan
malam, menjadikan mata jernih melihat kenikmatan di dunia dan menjadikan
misteri-misteri keabadian di dunia ini hadir.

Itulah benih yang ditaburan oleh Ishtar, dewi cinta, dari suatu tempat yang tinggi
Mata mereka menaburkan benih di dalam ladang hati, perasaan
memeliharanya, dan jiwa membawanya kepada buah-buahan


Pandangan pertama kekasih adalah seperti roh yang bergerak di permukaan
air mengalir menuju syurga dan bumi.
Pandangan pertama dari sahabat
kehidupan menggemakan kata-kata Tuhan, Jadilah, maka terjadilah ia