Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Opini

Pustakawan di Amerika Diteror, di Indonesia Minat Baca Rendah

:: Yayat R Cipasang
9 Juli 2022
dalam Opini
Pustakawan di Amerika Diteror, di Indonesia Minat Baca Rendah

Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta (Dok. liputan6.com)

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

KETIKA saya tengah menyimak pidato Gubernur Anies Baswedan saat meresmikan Perpustakaan DKI Jakarta dan PDS HB Jassin di kawasan Taman Ismail Marzuki, saya terganggu dengan esai daring The New York Times dengan judul “Meningkatnya Larangan Buku, Pustakawan Diserang”.

Saya tergelitik dengan kata ‘larangan’. Di Amerika ada larangan buku? Saya ngak percaya karena selama ini terus dicekoki bahwa Amerika adalah negara liberal. Segala macam kebebasan ada di Negeri Paman Sam. Apalagi sekarang yang berkuasa adalah Partai Demokrat yang identik dengan platform HAM.

Rupanya itu hanya asumsi saya. Amerika juga memiliki kaum puritan yang sangat berpengaruh dari kalangan Kristen. Mereka juga sangat radikal dalam menerapkan ajaran agamanya.

Lantaran itu isu tentang pornografi dan LGBTQ — sangat sensitif di negara Muslim — juga cukup menyita perhatian publik dan media di sejumlah negara bagian.

BACAJUGA

Era Serba Digital, Kenapa Orang Masih Tertarik Beli Buku Cetak?

Era Serba Digital, Kenapa Orang Masih Tertarik Beli Buku Cetak?

25 April 2023
Sejarah Kebaya yang Kini Didaftarkan Singapura, Brunei, Malaysia, dan Thailand ke UNESCO

Sejarah Kebaya yang Kini Didaftarkan Singapura, Brunei, Malaysia, dan Thailand ke UNESCO

24 November 2022

The New York Times menulis awalnya guru dan pustakawan di sejumlah negara bagian sangat dilindungi dari semua tuntutan. Namun, belakangan ini mereka terancam karena sejumlah negara bagian mulai menggugat dan merevisi undang-undang tersebut.

Perisakan dan teror kepada pustakawan kini bukan hanya dari orangtua, masyarakat tetapi juga dari para kepala daerah dan politikus. Karena itu belakangan banyak pustakawan yang mengundurkan diri atau yang dipecat.

Pustakawan mundur karena merasa terancam dan juga berkeras dengan prinsip yang kini tidak lagi bebas menentukan buku yang dianggap layak untuk dipajang di rak-rak perpustakaan.

Padahal dalam prinsip pustakawan terutama yang berpaham liberal buku-buku yang terkait LGBTQ dan pornografi, masih dianggap dalam kategori ‘pendidikan seks’.

Dari kasus Amerika ini, kita dapat mengambil pelajaran bahwa isu-usu LGBTQ dan pornografi bukan hanya menjadi isu sensitif di Indonesia atau negara muslim tetapi di negara Amerika yang liberal sekalipun, perdebatan terkait isu yang sama sangat tajam.

Menajamnya protes kaum puritan atas buku-buku seperti “Lawn Boy” dan “Gender Queer” yang dianggap menggambarkan seks vulgar dan pornografi sebagai penanda warga Amerika juga masih kuat menjaga norma-norma agama dan susila. Protes yang tinggi juga sekaligus penanda minat baca masyarakat khususnya anak-anak sangat tinggi.

Bahkan selama pandemi Covid-19, pustakawan sebenarnya dianggap sebagai pahlawan. Karena selama pagebluk itu mereka yang aktif dan memberikan pelayanan penuh mengantarkan buku untuk anak-anak sampai di rumah.

Sebaliknya di Indonesia, justru bila ada buku yang dianggap melanggar SARA atau pornografi, yang diserbu bukan pustakawan atau perpustakaan. Para pemrotes biasanya menyerang atau melakukan sweeping ke toko-toko buku. Sekaligus juga penanda masyarakat dan pelajar kita minat bacanya sangat rendah dan perpustakaan belum menjadi destinasi mengasyikkan bagi mereka.

Ini dibuktikan dengan data United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) yang menempatkan tingkat literasi Indonesia di peringkat 60 dari 61 negara yang disini.

Jadi, upaya Pemprov DKI Jakarta merevitalisasi Kompleks TIM sekaligus membangun Perpustakaan Daerah dan PDS HB Jassin yang modern menjadi upaya dan juga nantinya menjadi penanda warga Jakarta dan juga Indonesia memiliki budaya literasi yang tinggi.

Sastrawan Taufiq Ismail pernah mengatakan membaca dan menulis itu seperti saudara kandung.

Perpustakaan Pemprov DKI Jakarta dan PDS HB Jassin juga menjadi stempel sahih dari UNESCO bahwa Jakarta sebagai Kota Sastra Dunia memang sangat layak. [rif]

Topik: PDS HB JassinPerpustakaan Pemprov DKI JakartaPerpustakaan Umum DKI JakartaUNESCOUnited Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO)
Yayat R Cipasang

Yayat R Cipasang

Menulis buku Selebritis Ramai-ramai Bidik Senayan (Madia Publisher, 2009), DPR Salah Gaul (Change, 2014), Yanti B Sugarda: Ibu Polling Indonesia (Change, 2014), Menulis Itu Asyik (Diva Press, 2020) dan Selendang untuk Anies (Alinea Publishing, 2022).

POS LAINNYA

Anies Pilih Duduk di Tribun Formula E daripada di VVIP yang Gratisan?
Opini

Anies Pilih Duduk di Tribun Formula E daripada di VVIP yang Gratisan?

3 Juni 2023
Pancasila Titik Temu Antara Keislaman dan Keindonesiaan
Opini

Pancasila Titik Temu Antara Keislaman dan Keindonesiaan

3 Juni 2023
Hutan atau Emas?
Opini

Hutan atau Emas?

3 Juni 2023
Politik Kreatif Anies Membongkar Kedok Politik Pencitraan
Opini

Politik Kreatif Anies Membongkar Kedok Politik Pencitraan

2 Juni 2023
korupsi dan ideologi
Opini

Korupsi dan Rontoknya Ideologi

1 Juni 2023
Pohon Hayat dan Pohon Ditebang
Opini

Pohon Hayat dan Pohon Ditebang

31 Mei 2023
Lainnya
Selanjutnya
Elon Musk batal beli twitter

Elon Musk Batal Beli, Twitter Tempuh Jalur Hukum

Badan Intelijen Negara (Rp miliar)

Badan Intelijen Negara (Rp miliar)

TRANSLATE

TERBARU

tidak kenal pancasila
Terkini

Budhy Munawar Rachman: Generasi Milenial dan Gen Z Tidak Kenal Baik Pancasila

:: Redaksi Barisan.co
4 Juni 2023

Tidak kenal pancasila

Selengkapnya
Memanggil Pulang

Memanggil Pulang yang Bernama Kesejahteraan – Cerpen Langit Biru Asmaradhana

4 Juni 2023
lembaran cinta

Lembaran Cinta

4 Juni 2023
pendengar

Pendengar Pertama

4 Juni 2023
Tazkiyatun Nafs

Tazkiyatun Nafs Menurut Al-Quran, Berikut Pandangan Ustadz Adi Hidayat

4 Juni 2023
LRT Bali

Menghitung Untung Rugi Bikin LRT di Pulau Bali

3 Juni 2023
harga daging ayam

Pedagang Menjerit Harga Daging Ayam Rp49.000/Kg, Zulhas Bilang Masih Wajar

3 Juni 2023
Lainnya

SOROTAN

Anies Pilih Duduk di Tribun Formula E daripada di VVIP yang Gratisan?
Opini

Anies Pilih Duduk di Tribun Formula E daripada di VVIP yang Gratisan?

:: Yayat R Cipasang
3 Juni 2023

AJANG balapan mobil listrik Formula E kembali digelar di Jakarta. Namun sayangnya ajang internasional yang diprediksi bakal menggeser Formula 1...

Selengkapnya
Pancasila Titik Temu Antara Keislaman dan Keindonesiaan

Pancasila Titik Temu Antara Keislaman dan Keindonesiaan

3 Juni 2023
Hutan atau Emas?

Hutan atau Emas?

3 Juni 2023
Politik Kreatif Anies Membongkar Kedok Politik Pencitraan

Politik Kreatif Anies Membongkar Kedok Politik Pencitraan

2 Juni 2023
korupsi dan ideologi

Korupsi dan Rontoknya Ideologi

1 Juni 2023
Pohon Hayat dan Pohon Ditebang

Pohon Hayat dan Pohon Ditebang

31 Mei 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Risalah
  • Sastra
  • Khazanah
  • Sorotan Redaksi
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang