Ketua SLPP, G.L Peiris mempertanyakan dasar terpilihnya Ranil Wickremesinghe kepada Sekjen SLPP.
BARISAN.CO – Krisis politik akan berlanjut setelah partai berkuasa memutuskan untuk mencalonkan perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe sebagai kandidat presiden selanjutnya pada Sabtu (16/7/2022).
Jumat lalu, Ranil baru saja dilantik sebagai presiden interim. Namun, Ranil dianggap sebagai pendukung Rajapaksa sehingga tekanan kepadanya juga meningkat. Massa menyebut, Ranil seharusnya juga pergi.
Setelah mantan presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa melarikan diri ke luar negeri. Ranil bertingkah seperti presiden.
Saat pengunjuk rasa menyerbu kantornya, Ranil memerintahkan militer untuk mengambil tindakan apa pun untuk memulihkan ketertiban. Pengunjuk rasa menuntutnya agar mengundurkan diri.
Keputusan Gotabaya menjadikan Ranil sebagai penanggung jawab negara memicu protes berlanjut di negaara kepulauan itu.
Sebenarnya, baik Gotabaya dan Ranil sepakat mengundurkan diri. Namun, beberapa hari kemudian, Ranil muncul di televisi dan menegaskan bahwa dia tidak akan pergi hingga pemerintahan baru terbentuk.
Mengutip Guardian, imam Katolik, Jeevantha Peiris mengatakan, Ranil Wickremesinghe harus mundur karena dia datang untuk membela sistem korup.
“Dan dia telah gagal lima kali sebelumnya sebagai perdana menteri. Sebagai warga negara, kami tidak menerimanya, tidak membutuhkan pemimpin korup lainnya. Kami ingin mengubah seluruh sistem,” kata Jeevantha yang juga menjadi pemimpin protes.
Banyak kamp anti-pemerintah mengganti nama menjadi Ranil Go Gama (Ranil Pulanglah). Di sisi lain, ada juga kekhawatiran atas bahasa yang digunakan Ranil dalam menggambarkan pengunjuk rasa disusupi oleh fasis dan ekstremis.
“Gagasan mengganti Gota dengan Ranil bukan perubahan yang kami minta dan merupakan konsep yang sangat menakutkan ke depannya. Kami khawatir bagaimana dia bertindak jauh lebih buruk daripada apa yang telah dilakukan Gota atas gerakan ini,” ujar warga Sri Lanka, Mithsandi Seveviratne.
Partai berkuasa Sri Lanka Podujana Peramuna (SLPP) mencalonkan Ranil dan mendukungnya dalam pemungutan suara yang akan berlangsung pada 20 Juli mendatang. Keputusan itu memunculkan perpecahan internal partai.
“SLPP harus mendukung kandidat yang diajukan oleh SLPP dan bukan kandidat eksternal lainnya,” seru Ketua SLPP, G. L. Peiris.
Bahkan, Ketua SLPP itu mengirim surat kepada Sekjen SLPP, Sagara Kariyawasam untuk menyuarakan keheranan dan ketidakpercayaan total atas pernyataan dukungan terhadap Ranil sebagai capres dari partainya.
Dalam surat itu, GL mempertanyakan atas dasar apa Ranil dipilih sebagai calon presiden dan apakah keputusan itu sejalan dengan kebijakan partai. Ranil diketahui bukan anggota SLPP. Sehingga, dukungan Sagara memicu konflik internal SLPP di tengah situasi memanas di Sri Lanka.