Barisan.co – Bengkel Sastra Taman Maluku (BeSTM) meluncurkan 2 buku pada perayaan ulang tahunnya yang ke-4. BeSTM merupakan komunitas sastra di Kota Semarang pimpinan Sulis Bambang. Selama ini turut andil mewarnai peta sastra di kancah lokal maupun nasional.
Acara perayaan ulang tahun semakin membuat haru bercampur sedih karena mengingatkan sosok Enggar Adibroto yang turut andil memberikan bekal terhadap perkembangan BeSTM.
Sulis Bambang mengatakan kami sangat kehilangan Enggar Adibroto, kepergiannya membuat BeSTM itu hampir jatuh. Karena kami kehilangan seorang sahabat, guru, dan orang selalu menyemangati kami
“Meski cara beliau menyemangati membuat kami sakit. Yang sering menangis itu Yanti S Sastro Prayitno karena selalu diberi masukan,” ucap Sulis
Sulis menjelaskan, namun cara menyemangati itulah yang membuat kami semakin ingin bisa.
Bertempat di Kopi Bakar WKN yang dikelola Mbak Dewi semakin seru dengan tampilnya para penyair di atas panggung membacakan puisi. Ada penyair sarutomo Didit Jepe, penyair mbohlah Slamet Unggul, penyair pejuang Kelana Siwi, penyair patidusa Agung Wibowo, Didik Ws, Cinta Logika. Tidak ketinggalan fotografer andalan kota semarang Agus Budi Santoso turut andil membacakan puisi, Jumat (14/8/2020) malam.
Malam itu, alunan musik dan hidangan kopi bakar semakin menghangatkan suasana acara. Apalagi pimpinan BeSTM Sulis Bambang meminta sosok ndeso, bersandal jepit, dan bercelana pendek mengisi acara inti perayaan ulang tahun.
Edhie Prayitno Ige sempat kaget saat diminta Sulis Bambang untuk mengisi acara inti ulang tahun BeSTM.
“Saya menyimpulkan Bengkel Sastra Taman Maluku tidak ada bedanya dengan komunitas lain. Tapi di sini saya juga mendapatkan kegagalan, justru ketika Mbak Yanti membacakan puisi. Namun demikian 4 tahun perjalanan itu sungguh luar biasa,” kata Edhie
“Karena apa sih yang didapatkan dari sastra. Apakah yang didapatkan dari sastra,” tanya Edhie
Edhie berharap kedepan Bengkel Sastra Taman Maluku dapat menemukan esensi-esensi sastra dan kebermanfaatan sastra.
Bapak Rumah Tangga dan pecinta anggrek gratisan Edhie Prayitno Ige juga turut larut menceritakan persahabatannya dengan Enggar Adibroto. Sempat meninggalkan panggung acara inti. Lalu kembali ke panggung membawa satu dus berisi buku. Ternyata ia menerbitkan karya-karya Enggar Adibroto yang tercecer, diberi judul Pamit Sehimpun Karya Enggar Adibroto.
Edhie menyampaikan inti dari karya-karya Enggar Adibroto. Menurutnya dalam berkarya Enggar tidak berpura-pura. Namun saat ini justru banyak karya sastra yang berpura-pura sastra.
“Saya tidak tahu, ini tulisan ayahmu tolong dijaga. Setidaknya untuk mengingat, meski ada manfaatnya atau tidak,” ucap Edhie kepada Bunga putri dari Enggar Adibroto.
“Kedua kenapa saya berikan kepada Bengkel Sastra Taman Maluku, saya berharap tidak melupakan Enggar Adibroto. Supaya mengingat,” lanjutnya
“Saya hanya mencetak 40 eksplemar, maklum tanggal tua,” pungkas Edhie.
Penulis: Lukni
Video selengkapnya: