Scroll untuk baca artikel
Blog

Danang Diska: Tulislah Naskah Drama Penuh Warna

Redaksi
×

Danang Diska: Tulislah Naskah Drama Penuh Warna

Sebarkan artikel ini

KPT Teater Beta UIN Walisongo Semarang menyelenggarakan Seminar Kesastraan; Literatur dalam Karya Sastra Puisi dan Naskah Drama

BARISAN.CO – Seminar Kesastraan; Literatur dalam Karya Sastra Puisi dan Naskah Drama digelar Kelompok Pekerja Teater (KPT) Teater Beta bertempat di Auditorium 1 Kampus I UIN Walisongo Semarang, Rabu (16/03/2023)

Redaktur JPNN.com, Danang Diska Atmaja selaku pemateri naskah drama mengatakan bahwasanya pertunjukan teater membutuhkan naskah drama dan naskah drama yang baik adalah naskah yang mampu memberikan warna baik adegan maupun dialoghnya.

“Kunci dari naskah drama adalah pemain mampu memerankan dengan baik dan penonton mampu menikmati sehingga tidak mengalami kebosanan. Bahkan penonton penasaran dengan setiap adegan yang ditampilkan,” terang keluarga Teater Beta ini.

Menurut Danang, naskah yang menarik dan baik itu ketika alur cerita atau konflik di dalam naskah tersebut membuat penonton penasaran. Terlebih lagi pertunjukan yang ditampilkan, jadi keduanya sangat berpengaruh baik naskah maupun pemeran naskah.

Lukni Maulana selaku pemateri puisi yang saat ini menjadi Ketua Lesbumi NU Jawa Tengah dan Pimpinan Redaksi Barisan.co mengatakan kita sedang berada di ruang seminar kesastraan bukan pelatihan penulisan puisi. Sehingga kita tidak belajar tentang apa itu puisi, jenis puisi maupun ciri-ciri puisi.

“Itu hanyalah teori yang mudah didapatkan di google maupun di buku-buku sastra. Sebab teori dipelajari untuk ditinggalkan. Sehingga memerlukan proses panjang agar terampil menulis puisi,” jelasnya.

Gelaran seminar kesastraan ini dimoderatori Alif Khoiruddin yang saat ini menjadi Project Manager dgsign.id. Antusiasme peserta sangat tampak dari berbagai kelompok teater kampus menghadiri acara tersebut.

Terlebih lagi Alif Khoiruddin mengatakan bahwa naskah drama dan puisi yang baik adalah naskah dan puisi yang jadi. Kalau tidak jadi naskah maupun puisi itu tandanya tidak baik.

Berbeda dengan Lukni Maulana, bahwasanya tidak ada puisi yang baik maupun buruk. Semua karya adalah baik dan akan terus mengalami perkembangan seiring perkembangan pengalaman. Ia mencontohkan tokoh-tokoh besar sastra seperti Pramoedya Ananta Toer.

“Cari pengalaman yang banyak, maka puisimu akan kaya dan penuh makna. Terlebih lagi pengalaman yang penuh dengan derita. Banyak sastrawan yang hidup menderita dan menghasilkan karya yang luar biasa,” terangnya.

Tentang motivasi menulis puisi, Lukni menuturkan menulis puisi merupakan puncak dari kenikmatan menulis.

“Setelah menulis beragam hal tulisan seperti opini, esai maupun karya ilmiah. Puncak dari kenikmatan menulis adalah puisi. Sebab melalui puisi mampu memahami arti dari pengalaman yang kita dapatkan,” pungkasnya.