Dua bentuk maqom ini juga bagian dari bentuk penghambaan seseorang. Allah Swt berfirman dalam surah Az-Zariyat ayat 56:
وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Az-Zariyat: 56).
Kisah Imam Syafi’i dan Imam Malik
Ada kisah menarik membahas rezeki yang berkaitan dengan maqom di atas yakni kisah Imam Syafi’I dan Imam Malik menyikapi takdir.
Menurut Imam Syafi’i, jika ingin mendapkan sesuatu maka harus berusaha. Sementara gurunya yakni Imam Malik mengatakan bahwa, “segala sesuatu telah ditakdirkan Allah, maka sekadar menerimanya.”
Lalu, Imam Syafi’i mengatakan bahwa seekor burung jika tidak keluar dari sarangnya, bagaimana mungkin ia mendapatkan rezeki.”
Imam Syafi’i lantas keluar untuk jalan-jalan, di tengah ladang yang luas ia melihat sekelompok petani sedang memanen buah kurma. Imam Syafi’i lalu turut andil membantu petani kurma tersebut untuk memanen kurma.
Ketika perkerjaan sudah selesai, Imam Syafi’i mendapatkan imbalan satu karung kurma. Imam Syafi’i tentu merasa senang dan bahagia, dalam hatinya ia berkata, “Saya akan menemui gurunya Imam Malik, bahwa telah membuktikan dan menguatkan pendapatnya.”
Bergegas Imam Syafi’i menemui Imam Malik sambil meletakan sekarung kurma di hadapannya. Lalu Imam Syafi’i menceritakan perjalanannya dan kemudian mengatakan “Jika saya tidak keluar dari rumah, tentu saya tidak akan mendapatkan kurma yang enak ini.”
Kedua Imam tersebut menikmati kurma bersama, kemudian Imam Malik berkata, “Sungguh saya ingin menikmati kurma yang manis ini, tiba-tiba kamu datang membawanya.”
“Bukankah rezeki sudah diatur Allah Swt, kurma ini datang tanpa alasan. Cukup dengan tawakal maka Allah Swt akan mencukupkan rezeki hambanya,” ucap Imam Malik.
Akhirnya, antara guru dan murid tersebut saling tertawa. Sesungguh inilah ciri ulama, meski berbeda pendapat keduanya tidak saling menyalahkan. Bahwa sesungguhnya rezeki dan takdir ada kebenaran Allah Swt.
Hikmah yang dapat dipetik yakni bahwa sesungguhnya rezeki sudah diatur Allah Swt, ada dengan cara bertawakal dan juga dengan berusaha untuk mendapatkannya.