Scroll untuk baca artikel
Terkini

Ringkas Cerita Rivalitas Bonek & Aremania

Redaksi
×

Ringkas Cerita Rivalitas Bonek & Aremania

Sebarkan artikel ini

Nota kesepakatan damai itupun ditandatangani pada tahun 1999, dan berlanjut hingga sekarang kedua suporter ini tidak hadir secara tandang untuk mendukung klub kesayangan mereka.

Kesepakatan damai memang terlaksana, namun kedua suporter ini tetap memendam konflik tersebut. Hingga akhirnya, pada Mei 2001, dalam laga antara Sidoarjo melawan Arema di Sidoarjo, mengakhiri perdamaian antara Bonek dan Aremania.

Sidoarjo yang tidak begitu jauh dari Surabaya, tiba-tiba digeruduk oleh Bonek yang datang ke stadion tempat laga antara Sidoarjo dan Arema berlangsung.

Saat itu, Bonek yang ada di luar stadion melempari batu ke tribun yang diduduki oleh Aremania. Tak pelak, para Aremania meminta kepada para panitia pelaksana untuk mengamankan bagian luar stadion.

Namun, tak juga mandek, lemparan batu terus menghujam tribun Aremania sehingga kondisi pun semakin kacau. Para Aremania yang tersulut aksi konfrontatif dari Bonek itu langsung turun ke lapangan, sementara di luar stadion malah terjadi bentrokan antara Bonek dengan aparat. Seterusnya kemudian perseteruan antara Aremania dan Bonek terus memanas sampai sekarang.

Alhasil, kericuhan antara Aremania dan Bonek sejatinya adalah satu dari sederet banyaknya konflik antarsuporter yang masih marak terjadi di dunia sepak bola tanah air.

Untuk itu, persoalan kericuhan suporter yang tak kunjung rampung ini tentunya menuntut keseriusan pihak penyelenggara untuk segera memperbaiki dan meminimalisir konflik tersebut.

Lagi-lagi, jangan karena sepakbola banyak nyawa manusia menghilang. Sebagaimana ungkapan bijak, ‘rivalitas hanya ada di atas lapangan, sportivitas terus dijunjung di mana saja”. [dmr]