Scroll untuk baca artikel
Khazanah

Risalatul Muawanah: Cinta dan Benci karena Allah

Redaksi
×

Risalatul Muawanah: Cinta dan Benci karena Allah

Sebarkan artikel ini

3. Menghibur Orang Lain

Hendaklah engkau menghibur hati orang yang sedang bersedih, bersikap ramah tamah pada orang lemah, memberi semangat hidup kepada orang yang ditimpa kemelaratan, memberi jalan keluar pada orang yang mempunyai problematika kehidupan serta meminjamkan uang pada orang yang berhutang.

Telah diriwayatkan bahwa pahala pemberi hutang melebihi pahala orang yang bersedekah sebanyak tujuh puluh kali lipat. Hutang di sini mempunyai nilai tambah, kareng seseorang tak akan berhutang kecuali ia dalam keadaan yang sangat mendesak. Hendaklah engkau selalu mengunjungi orang yang tertimpa musibah.

Sabda Nabi Saw:

Barangsiapa mengunjungi orang yang tertimpa musibah untuk menghibur hatinya, ia mendapatkan pahala seperti orang yang tertimpa musibah itu.” (HR. Turmudzi dari Ibnu Mas’ud)

Janganlah kau merasa gembira jika salah satu dari saudaramu muslim telah tertimpa musibah. Rasulullah Saw bersabda,

Janganlah merasa gembira jika salah satu di antara saudaramu mendapat musibah, karena Allah akan segera memberi kesehatan kepadanya dan menimpakan bencana-Nya kepadamu.” (HR. Turmudzi dari Watsilah)

Jangan sekali-kali engkau cela saudaramu muslim yang telah berbuat dosa. Karena, barangsiapa mencela dosa saudaranya, maka ja tak meninggal dunia sebelum ia mendapat bala’ yang setimpal dari Allah.

Hendaklah engkau selalu memberi jalan keluar pada orang yang tertimpa bencana, membantu orang yang sedang membutuhkan dan menutupi aib orang yang berbuat dosa.

Sabda Rasulullah Saw:

Barangsiapa memberi kemudahan atas orang yang tertimpa kesusahan, Allah memberi kemudahan atas dirinya. Barangsiapa menutupi cela sesama muslim, Allah menutupi celanya di dunia dan akhirat. Dan barangsiapa memberi jalan keluar dari kesusahan sesama muslim di dunia, Allah Memberi jalan keluar dari kesusahannya di hari kiamat. Barangsiapa (membantu) kebutuhan saudaranya, Allah pun akan membantu kebutuhannya. Dan Allah menolong seseorang selama ia menolong saudaranya.” (al-Hadis)

4. Menghilangkan Gangguan-gangguan di Jalan

Hendaklah engkau selalu menghilangkan gangguan-gangguan yang ada di jalan kaum muslimin, baik berupa duri atau kotoran, karena itu merupakan salah satu cabang keimanan.

Sabda Rasulullah Saw:

Saya melihat seseorang berjalan-jalan di dalam surga, sebagai balasan karena ia telah memotong ranting berduri yang menghalangi jalan kaum muslimin.” (Al-Hadist)

5. Mencintai anak yatim

Hendaklah engkau selalu mencintai dan mengusap kepala anak Yatim dengan penuh kasih sayang.

Sabda Rasulullah Saw:

Barangsiapa mengusap kepala anak yatim, Allah mencatat baginya dari setiap rambut sepuluh kebajikan.” (Al-Hadist)

Hendaklah engkau selalu menggembirakan dan membahagiakan hati orang-orang mukmin dengan cara apapun tanpa adanya unsur dosa di dalamnya.

Hendaknya engkau tak segan-segan mengulurkan tangan dan membantu setiap orang yang membutuhkan sesuatu pada orang lain yang mempunyai kedudukan dan secara kebetulan engkau mempunyai pengaruh pada orang itu. Allah SWT selalu meminta pertanggungjawaban seseorang atas kedudukan dan harta yang telah dikaruniakan kepadanya.

Jangan sekali-kali meminta bantuan hukum atau keringanan pada seseorang yang telah melanggar hukum syariat seperti perzinaan dan pencurian, karena hal ini dilarang oleh agama.

Setelah engkau memberi bantuan pada seseorang, kemudian ia datang kepadamu dengan membawa hadiah sebagai imbalan atas bantuanmu itu, maka tolaklah pemberian yang merupakan suap itu.

6. Ramah tamah pada orang lain

Hendaknya engkau murah senyum, berwajah ceria, selalu nampak bahagia, berbicara dengan ramah, bersikap lemah lembut dan merendahkan diri terhadap setiap mukmin.

Maha benar Allah Swt dalam firman-Nya:

Dan berendahdirilah terhadap orang-orang yang beriman.” (QS. al-Hijr: 88)

Rasulullah Saw bersabda:

Janganlah engkau meremehkan nilai sug dengan menampakkan wajah ceria ker saudaramu muslim.” (Al-Hadist)

Beliau bersabda:

Ucapan yang baik merupakan sedekah.” (Al-Hadist)

Beliau juga bersabda:

Apabila dua orang Islam berjumpa, lalu saling berjabatan tangan, maka dibagi di antara keduanya seratus rahmat, sembilan puluhnya diberikan Pada yang lebih banyak menunjukkan rasa bahagia.” (Al-Hadist)

7. Memutuskan Hubungan Dengan Sesama Muslim

Jangan kau putuskan hubunganmu terhadap sesama muslim demi kepentingan pribadimu, kecuali untuk kemaslahatan agama dan jangan kau lakukan perbuatan itu lebih dari tiga hari.

Rasulullah Saw bersabda:

Barangsiapa memutuskan hubungan dengan saudaranya lebih dari tiga hari, maka Allah akan memasukkannya ke dalam neraka, kecuali jika Allah memberi rahmat kepadanya.” (Al-Hadist)

Batas waktu tiga hari ini hanya berlaku untuk menghukum dengan niat mendidik dan masalah yang kecil, tetapi jika saudara kita itu senantiasa menjalankan kebatilan dan menyimpang dari kebenaran, maka tak ada batasan bagi kita dalam pemutusan hubungan dengannya kecuali bila ia telah kembali pada kebenaran.

8. Tatanan Hidup Bermasyarakat

Hendaklah engkau selalu menampakkan rasa bahagia dan gembira setelah mendengar adanya perkembangan-perkembangan baru yang bermanfaat bagi umat Islam, seperti turunnya hujan, turunnya harga serta kemenangan yang diperoleh atas kaum kafir dan orang-orang zalim.

Sebaliknya, hendaknya engkau sedih dan prihatin jika umat Islam tertimpa bala, harga-harga naik drastis, dan merajalelanya fitnah. Dalam kondisi seperti ini hadapkan dirimu kepada Allah dengan ketawakalan yang bulat atas qadha dan qadar-Nya.

Rasulullah Saw bersabda:

Barangsiapa yang tidak prihatin dengan urusan umat Islam maka ia bukanlah golongan dari mereka.” (Al-Hadist)

Dalam sabdanya yang lain:

Perumpamaan orang mukmin dalam kasih sayang dan saling simpati laksana satu tubuh. Jika salah satu anggotanya mengeluh demam karend sakit, maka datanglah yang lain penuh rasa solidaritas dalam bentuk demam dan susah tidur.” (HR. Ahmad dan Muslim dari Nu’man bin Basyir)

Jika seorang muslim telah berbuat kebaikan padamu, maka berterimakasihlah, bersyukurlah, dan balaslah kebaikannya. Jika engkau tidak mampu membalasnya atau ia kurang berkesan menerimanya, maka hendaklah engkau mendoakannya.”

Beliau bersabda:

Andaikata aku diberi tulang atau kikil kambing, pasti akan aku terima, Dan bila aku diundang dengan hidangan tulang atau kikil kambing, pasti Iku akan menghadiri undangan itu.”

Beliau bersabda:

Barangsiapa berbuat baik kepadamu, maka balaslah dengan seimbang Jika engkau tidak mampu, berdoalah untuknya sehingga kamu mengetahui bahwa sesungguhnya doamu benar-benar dapat mengimbanginya.” (Al-Hadist)

Beliau juga bersabda:

Barangsiapa berkata pada orang yang membantunya dengan perkataan, “Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan’, maka ia benar-benar telah berterima kasih.” (Al-Hadist)

9. Menolak Pemberian

Jangan kau sakiti hati seorang muslim dengan menolak hasil pemberiannya, karena ketahuilah bahwa segala sesuatu yang ada di tangannya pada hakikatnya dari Allah. Sedangkan ia hanya sebagai perantara.

Rasulullah Saw bersabda:

Barangsiapa diberi sesuatu tanpa adanya permintaan dan keinginan untuk memperolehnya lalu ia menolaknya, maka ia telah menolak pemberian Allah.” (Al-Hadist)

Sedangkan bagi penolak terdapat bencana yang besar.

Kebanyakan orang awam selalu mengagung-agungkan orangorang yang menolak pemberian, kadang-kadang sebagian ahli ibadah terdorong menolak pemberian dengan dalil zuhud, tetapi di balik itu mereka menginginkan kedudukan di kalangan kaum awam. Oleh karena itu, kaum muhaggigin menerima pemberian secara terangterangan kemudian menyedekahkan kembali secara rahasia.

Dalam keadaan tertentu engkau wajib menolak pemberian dari seseorang bila engkau mengetahui dan memperkirakan bahwa barangbarang itu merupakan barang haram.

Bila engkau menerima zakat dan pemberi pun menyangka engkau berhak menerimanya, padahal keadaan yang sebenarnya tidak demikian. Bila pemberi senantiasa berlaku zalim dan engkau pun takut jika engkau menerima pemberiannya hatimu akan cenderung mengikuti perbuatannya dan menentang ajaran agama, dan engkau yakin jika suatu saat engkau menerima pemberiannya ia tidak lagi menerima segala perkataanmu yang menuju pada kebenaran.

Bila engkau mengetahui adanya pemberian yang bertujuan menyesatkanmu, menolongmu berbuat kebatilan serta meninggalkan segala sesuatu yang hak. Dalam hal ini pemberian barang dari hakim atau pejabat pemerintah hasil sitaan dua orang yang sedang bersengketa pun hukumnya haram, karena barang-barang itu termasuk suap. Oleh sebab itu, hendaklah engkau berhati-hati dan menolak segala pemberian yang telah diterangkan di atas.

10. Doa

Janganlah kau berdoa dengan doa yang tidak baik atas diri, anak hartamu, atau salah seorang kaum muslimin walaupun mereka telah bertindak zalim atas dirimu,

Sabda Nabi Saw:

Janganlah berdoa dengan doa yang tidak baik atas dirimu, anak-anakmu, dan harta kekayaanmu, maka engkau tidak akan menemukan waktu yang mustajabah.” (Al-Hadist)

11. Laknat

Janganlah engkau menyakiti dan mencela sesama muslim tanpa ada alasan yang dibenarkan oleh agama.

Rasulullah Saw bersabda,

Barangsiapa menyakiti orang Islam, sesungguhnya ia telah menyakitiku. Dan barangsiapa menyakitiku, maka ia telah menyakiti Allah.” (Al-Hadist)

Beliau juga bersabda:

Mencela orang yang beriman adalah fasik dan menganiayanya adalah kafir.” (HR. Ahmad)

Jangan sekali-kali engkau laknat orang Islam, pelayan bahkan binatang. Dan jangan pula kau melaknat seseorang secara langsung kecuali engkau yakin bahwa ia telah mati dalam keadaan kafir, seperti Firaun dan Abu Jahal, atau engkau telah mengetahui bahwa rahmat allah tak akan sampai kepadanya, seperti iblis.

Ketahuilah, apabila telah keluar kalimat Jaknat dari mulut seorang hamba, maka naiklah ia ke atas langit, kemudian tertutuplah pintu langit lalu ia pun turun ke bumi karena pintu-pintu bumi juga tertutup, ia selanjutnya datang menuju pada orang yang dilaknati jika ja pantas, jika tidak maka kalimat laknat itu pun akhirnya kembali pada si pelaknat.

12. Ukhuwah Islamiyah

Hendaklah engkau bersikap ramah tamah dan saling mencintai sesama muslim dengan menampakkan segala kebaikan dan menutupi setiap kejelekan. Hendaknya engkau pun saling mendamaikan satu dengan yang lain karena kebiasaan itu mengandung nilai keutamaan melebihi solat dan puasa sunnah. Lebih-lebih antara orangtua dan anak serta kerabat dekat yang lain.

Maha benar Allah dalam firman-Nya:

Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah bersaudara. Karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu.” (QS. al-Hujurat: 10)

13. Namimah dan Ghibah

Hindari segala bentuk Namimah dan Ghibah karena kedua itulah penyebab utama timbulnya perselisihan dan permusuhan, keduanya termasuk dosa besar di sisi Allah SWT.

Namimah adalah membicarakan kejelekan seseorang pada orang lain lengan maksud merusak hubungan keduanya.

Rasulullah Saw bersabda:

Tidak masuk surga orang yang ahli mengadu domba.” (al-Hadist)

Beliau juga bersabda:

“(Di antara) kamu yang lebih dimurkai Allah ialah orang yang berjalan dengan mengadu domba dan memecah belah hubungan antara orang-orang yang bersaudara.” (Al-Hadist)

Ghibah ialah membicarakan kejelekan seseorang yang bila didengar dan diketahuinya maka ia akan merasa terhina. Ghibah dapat berupa ucapan, isyarat dan tulisan.

Sabda Rasulullah Saw:

Setiap muslim atas muslim yang lain, haram darah, harta, dan kehormatannya.” (Al-Hadist)

Beliau juga bersabda:

Ghibah lebih berat dosanya daripada zina.” (Al-Hadist)

Allah Swt berfirman kepada Nabi Musa:

Barangsiapa meninggal dunia dalam keadaan bertobat dari ghibah, maka jaadalah orang yang paling akhir masuk surga. Dan barangsiapa meninggal dunia dalam keadaan berghibah, maka ia orang yang paling awal masuk neraka.” (Al-Hadist)

14. Kezaliman

Janganlah berlaku zalim dan berbuat sewenang wenang karena perbuatan zalim dapat menimbulkan kegelapan di hari kiamat, lebihlebih kepada hamba-hamba Allah SWT karena Allah tak akan pernah membiarkan perbuatan keji itu.

Sabda Rasulullah Saw:

Sesungguhnya orang yang paling rugi dari umatku adalah orang yang datang di hari kiamat dengan membawa amal kebajikan yang banyak. Karena ia telah memukul, mencaci dan mengambil harta orang lain, maka orang-orang itu pun menuntut. Lalu semua kebaikannya diambil untuk diberikan pada mereka. Jika kebaikannya telah habis, maka sebaliknya semua dosa mereka akan diberikan kepadanya. Dan akhimya ia pun dibuang ke neraka.” (Al-Hadist)

Jika engkau telah terlanjur berbuat zalim pada seseorang, malu bergegaslah menyerahkan din untuk dihukum, jika hal itu berkatan dengan jiwa: mintalah penghalalan darinya, jika kezaliman itu berhubungan dengan kehormatan: dan kembalikan semua yang telah engkau ambil darinya jika bentuk kezaliman itu bersifat kebendaan (harta).

Sabda Rasulullah Saw:

Barangsiapa telah berbuat aniaya pada saudaranya, hendaklah ia minta kehalalan darinya sebelum datang suatu hari di mana dinar dan dirham sudah tak ada lagi kecuali amal-amal baik dan buruk.” (Al-Hadist)

Bila engkau benar-benar tak mampu mengembalikan sebagian barang yang telah engkau ambil dan zalimi, hendaklah engkau bertobat dan selalu memohon kepada Allah SWT agar pihak yang engkau aniaya sudi mengikhlaskannya, serta perbanyaklah berdaa dan mohon ampun pada Allah atas dosa-dosa yang telah ia perbuat.

Hendaklah engkau selalu menjaga dan memelihara keselamatan, kehormatan dan harta setiap muslim, baik mereka ada ataupun tidak, sama seperti engkau memelihara dan menjaga dirimu sendin Karena barangsiapa menolong saudaranya muslim, maka Allah akan menolongnya, dan barangsiapa menelantarkan sesama muslim, maka Allah pun akan menelantarkannya.

Demikianlah 14 nasihat tentang cinta dan benci karena Allah Swt dalam kitab Risalatul Muawanah.