Dewa Dapur disebut juga dengan nama Cao Kung Kong atau Zao Shen. Ia memiliki kedudukan tinggi dan dipuja dikalangan masyarakat Tiongkok
BARISAN.CO – Tujuh hari menjelang tahun baru Imlek, biasanya masyarakat Thionghoa salah satunya melaksanakan ritual sembahyang untuk Dewa Dapur. Ritual sembahyang ini disebut juga dengan upacara Sang An atau Toa Pe Kong.
Dikutip dari tionghoa.info Dewa Dapur disebut juga dengan nama Cao Kung Kong atau Zao Shen. Ia memiliki kedudukan tinggi dan dipuja dikalangan masyarakat Tiongkok.
Sejarah Dewa Dapur dulu dipuja sebagai dewa pencipta api atau disebut dewa tungku yakni tempat perapian. Juga memiliki peran sebagai dewa pelindung rumah tangga yang memiliki tugas memberikan berkah dan perlindungan rumah tangga. Selain itu juga memiliki tugas untuk menghukum atau mencatat kesalahan dan kebaikan penghuni rumah.
Masyarakat mempercayai bahwasanya Dewa Dapur akan membuat laporan setiap tanggal 24-12 Imlek. Setelah membikin laporan, ia akan naik ke langit untuk menyerahkan laporan kepada kaisar langit yakni Yu Huang Da Di.
Naiknya Cao Kung Kong ke langit inilah yang disebut dengan upacara Sang An yang kemudian diperingati sebagai hari sembahyang Tao Pe Kong.
Saat sembahyang Tao Pe Kong, para umat akan memberikan persembahan berupa makan-makanan yang enak dan lezat berupa aneka ragam manisan. Persembahan tersebut memiliki makna dan doa agar seisi rumah diberikan keberkahan, kemakmuran dan kebahagiaan sertia rezeki yang melimpah.
Harapan dari persembahan tersebut agar Dewa Dapur atau Cao Kung Kong menyampaikan kepada kaisar langit sehingga mengabulkan doanya.
Selain peristiwa naiknya Cao Kung Kong ke langit menemui kaisar langit, ada acara penutupan sembayang yakni setiap tanggal 4 bulan 1 imlek yakni turunnya Dewa Dapur dari langit. Tujuan acara sembahyang turunnya Cao Kung Kong dari langit yakni untuk menerima berkah.
Mbak Dewi atau yang dikenal dengan nama Es Cao Dewi menuturkan kisah cerita orang tua zaman dahulu mengenai ritual sembahyang dewa dapur menjelang Imlek.
“Menjelang Imlek, orang Thionghoa dan beragama Budha biasanya akan melakukan ritual sembayang untuk dewa dapur, biasanya akan dilakukan pada tanggal 26 bulan 12 imlek atau seminggu sebelum imlek, dan itu sebagai tanda bermulanya perayaan Tahun Baru Cina,” tuturnya.
Lebih lanjut Mbak Dewi menuturkan bahwa Dewa Dapur dikirim dari surga ke bumi oleh Kaisar Langit untuk memantau prilaku baik dan buruknya manusia. Karena di dapurlah tempat orang berkumpul untuk menceritakan hal baik dan buruk bahkan fitnahan.
“Dan setiap tahun menjelang Imlek, Dewa Dapur akan kembali naik ke khayangan untuk melapor pada Kaisar Langit tentang semua catatan prilaku manusia,” imbuhnya.
Selain itu Dewa Dapur juga wajib melindungi para pemilik rumah untuk kesehatan dan menjaga rumah dari kebakaran.
“Dari laporan Dewa Dapur itulah, maka Kaisar Langit akan menentukan akan di perpanjang atau diperpendekkah umur mereka,” jelas Dewi.
Sedangkan makna memberi makanan atau sajian yang manis-manis kepada Dewa Dapur memiliki tujuan.
“Tentang makanan manis yang disajikan pada altar sembayang, secara tidak langsung dipersiapkan untuk membuat Dewa Dapur bermulut manis pada Kaisar langit untuk semua laporannya. Dewa Dapur diketahui sangat menyukai makanan manis, sehingga dari laporan itu Kaisar Langit akan tahu manusia hanya melakukan perbuatan baik saja,” terangnya.
Dewa Dapur sebagai pelindung rumah, selain menjaga penghuni rumah dan melaporkan kegiatan keluarga yang dijaganya kepada para Dewa Surgawi. Ia juga berhak memutuskan apakah keluarga tersebut pantas diberikan kekayaan atau jatuh miskin berdasarkan apa yang mereka laporkan.
“Dia juga harus menjaga rumah dari roh jahat, namun Dewa Dapur ternyata juga memiliki hari libur bahkan Absen dari pekerjaannya, oleh sebab itu rumah yg dijaga rentan dikunjungi roh jahat,” pungkas Dewi.