Scroll untuk baca artikel
Kesehatan

River Warrior: Filter Rokok Buruk Bagi Lingkungan dan Kesehatan

Redaksi
×

River Warrior: Filter Rokok Buruk Bagi Lingkungan dan Kesehatan

Sebarkan artikel ini

“Filter rokok merupakan salah satu limbah plastik dan juga sampah yang paling banyak dibuang sembarangan di dunia,”Aeshnina Azzahra (Co-Kapten River Warrior)

BARISAN.CO – Pada akhir tahun lalu, Menteri Keuangan, Sri Mulyani menyebut, perokok menjadi beban negara karena menghabiskan anggaran BPJS sebanyak Rp15 triliun. Namun, industri rokok selalu memiliki cara untuk menggaet konsumen dan calon konsumennya. Salahsatunya dengan menawarkan filter.

Dalam konferensi pers Indonesian Youth Council for Tobacco Control (IYCTC) bertema Suara Anak Muda: Setop Manipulasi Zat Adiktif Tembakau di Indonesia, Co-Kapten River Warrior, Aeshnina Azzahra mengatakan, filter rokok mengandung plastik.

“Sekitar 6 triliun rokok diproduksi setiap tahun dan filternya ini kan mengandung plastik. Jadi, artinya ada lebih dari satu juta ton plastik dibuang setiap tahunnya dari sampah rokok ini,” kata Nina.

Dia menyebut, filter rokok tersebut mengandung plastik dan memiliki senyawa kimia bernama selolusa asetat (cellulose acetate).

Nina menambahkan, selain sangat lama terurai, plastik dari filter rokok itu juga akan terpecah menjadi serpihak kecil yang disebut dengan mikroplastik.

“Ukurannya kurang dari 5 milimeter, sangat-sangat kecil dan sama dengan plankton. Sangat mudah sekali masuk ke dalam tubuh kita, bisa lewat asap rokok yang kita hirup, air yang kita minum, dan makanan yang kita makan,” tambah Nina.

Dia melanjutkan, dampak dari mikroplastik itu bisa mengganggu hormon.

Endocrine.org memaparkan, plastik mengandung dan melarutkan bahan kimia berbahaya, termasuk bahan kimia pengganggu endokrin (EDC). Bahan kimia tersebut dapat mengganggu sistem hormon tubuh dan gangguan neurologis pada janin dan anak-anak yang sedang melalui fase perkembangan.

Mereka mengalami fase perkembangan yang dipercepat di dalam rahim dan sepanjang kanak-kanak. Bahaya lainnya juga dapar menurunkan kesuburan pada laki-laki dan perempuan.

“Nina menemukan banyak sekali teman-teman Nina yang cewek-cewek masih SD sudah mens, ini bisa disebabkan karena terlalu banyak terpapar mikroplastik. Kemudian juga, menurunkan kualitas sperma” lanjutnya.

Nina mengingatkan, mikroplastik ini berdampak besar bagi hormon manusia. Sehingga, dia menegaskan, untuk menghindari konsumsi rokok.

“Filter ini telah mengubah cara pembakaran tembakau dan sebenarnya meningkatkan racun dari asap rokok itu. Filter rokok merupakan salah satu limbah plastik dan juga sampah yang paling banyak dibuang sembarangan di dunia,” ungkapnya.

Dia menjelaskan, filter rokok juga dapat meningkatkan adenokersima paru-paru. Saat ini, adenokarsima adalah bentuk paling umum dari kanker paru-paru pada perempuan Asia berusia di bawah 45 tahun. Penyakit ini bahkan dapat menyerang perokok pasif.

Nina menyampaikan juga, bahan kimia yang terkandung dikenal sebagai karsinogen senyawa penyebab kanker.

“Jadi, penggunaan filter ini sangat berbahaya bagi kesehatan kita, padahal selama ini yang disebarkan perusahaan dapat membantu mengurangi racun yang masuk ke dalam tubuh kita saat dihisap. Tetapi, sebuah penelitian terbaru mengungkapkan filter rokok ini sebenarnya tidak berguna dan tidak benar. Filter rokok pertama kali dikenal tahun 1950-an ketika industri rokok mengklaim aman,” ujarnya.

Awalnya, di tahun 1860 hingga 1920, filter digunakan untuk mencegah partikel tembakau masuk ke mulut. Kemudian, di awal 1950-an, ada bukti kuat antara merokok dengan dan kanker paru-paru. Lagi, industri tembakau kala itu, menyakini konsumen apabila filter dapat membuat rokok menjadi lebih aman.

Industri rokok terbesar di dunia, Philip Morris pun mengklaim, bahaya kesehatan yang dilaporkan melewatkan kesempatan untuk mempromosikan manfaat filter bagi kesehatan. Tahun 1966, melalui analisis pasar, Philip Morris menyimpulkan, ilusi penyaringan sama dengan fakta penyaringan. [rif]