Scroll untuk baca artikel
Kesehatan

Rokok Elektrik Membuat Anak Usia 11 Tahun Kecanduan Nikotin

Redaksi
×

Rokok Elektrik Membuat Anak Usia 11 Tahun Kecanduan Nikotin

Sebarkan artikel ini

Penelitian terbaru di AS mengungkapkan, rokok elektrik lebih membuat pengguna ketagihan.

BARISAN.CO – Nikotin adalah bahan kimia sangat adiktif yang berasal dari tanaman tembakau. Zat ini ditemukan di rokok elektrik.

Dengan waktu sekitar 10 detik, nikotin mencapai otak setelah dihirup. Begitu berada di otak, ia mengaktifkan pusat kesenangan, memberi orang perasaan senang, dan rileks. Sehingga, pecandu tidak dapat berhenti melakukan vaping.

Jumlah nikotin dalam setiap rokok elektrik bervariasi menurut merek. Rokok elektrik berdaya lebih tinggi memberikan lebih banyak nikotin ke otak.

Penelitian telah menemukan lebih dari seratus senyawa dalam cairan rokok elektrik. Bahkan, tinjauan 2018 oleh National Academies of Sciences, Engineering and Medicine mengungkapkan, lebih banyak senyawa tercipta ketika bahan kimia dipanaskan dan diuapkan.

Bahan kimia ini dapat menimbulkan risiko kesehatan serius karena reaksi kimia dengan atau tanpa memanaskannya.

Sementara, studi tahun 2018 di Nicotine & Tobacco Research menemukan reaksi antara perasa dan propilen glikol, yang digunakan untuk membuat uap, dapat memaparkan pengguna pada potensi risiko yang sama dengan rokok tembakau.

Studi 2018 lainnya, di jurnal Scientific Reports menemukan, bahan kimia dalam cairan vape dapat bergabung untuk menciptakan berbagai bentuk formaldehida, bahan kimia alami yang telah dikaitkan dengan jenis kanker tertentu pada orang dengan paparan berulang.

Kini, temuan terbaru dari Rumah Sakit Umum Massachsetts for Children mengungkapkan, rokok elektrik membuat anak-anak ketagihan nikotin. Menurut penelitian itu, beberapa remaja yang nge-vape masih berusia 11 tahun.

Para peneliti perangkat ini lebih membuat ketagihan daripada rokok asli. Fenomena ini dituding akibat bentuk zat adiktif yang lebih halus dan enak, yang dikenal sebagai nicotine salts atau protonated nicotine.

“Perubahan yang terdeteksi dalam studi survei ini mungkin mencerminkan tingkat pengiriman nikotin dan tanggung jawab kecanduan yang lebih tinggi,” tulis penulis koresponden Profesor Jonathan Winickoff dan tim dalam jurnal JAMA Network Open.

Sebuah laporan pemerintah AS baru-baru ini menyebut, setidaknya 2,6 juta anak-anak AS kecanduan rokok elektrik.

Tim peneliti menambahkan, rokok elektrik modern yang menggunakan nikotin terprotonasi untuk membuat nikotin lebih mudah dihirup.

Temuan ini didasarkan pada lebih dari 151.000 siswa kelas enam hingga 12 yang dilacak antara tahun 2014 dan 2021.

“Usia saat inisiasi penggunaan rokok elektrik menurun dan intensitas penggunaan serta kecanduan meningkat antara 2014 dan 2021. Pada 2019, lebih banyak pengguna rokok elektrik yang menggunakan produk tembakau pertama mereka dalam waktu 5 menit setelah bangun tidur daripada pengguna rokok dan semua produk tembakau lainnya digabungkan,” jelas tim peneliti.

Temuan ini memaparkan, dokter harus siap untuk mengatasi kecanduan remaja terhadap produk nikotin baru yang sangat adiktif ini selama banyak pertemuan klinis, dan diperlukan regulasi yang lebih kuat, termasuk larangan komprehensif atas penjualan produk tembakau beraroma.

Pandemi disebut meningkatkan penggunaan rokok elektrik oleh kaum muda. Para peneliti menjelaskan, meski, pandemi Covid-19 yang menyebabkan orang-orang terisolasi secara sosial, siswa putus sekolah, dan peningkatan risiko remaja dan dewasa muda tertular Covid-19 dengan penggunaan e-rokok, intensitas penggunaan di kalangan remaja terus meningkat.

Peningkatan intensitas ini mungkin mencerminkan peningkatan penggunaan nikotin untuk pengobatan sendiri dalam menanggapi peningkatan depresi remaja, kecemasan, gangguan tic, dan bunuh diri yang terjadi selama pandemi Covid-19.