Dengan massifnya kooptasi kekuasaan oleh kaki tangan penguasa di ruang publik, maka masyarakat tidak boleh menyerah begitu saja. Bila kelompok kritis masyarakat menyerah di tengah kuatnya tekanan yang dialamatkan kepada mereka, berarti lonceng kematian demokrasi telah berbunyi.
Penting bagi kelompok kritis untuk terus bersuara, kritik konstruktif yang terus disuarakan di ruang publik akan memastikan ruang publik tidak dijarah oleh kekuasaan.
Saat buzzer mulai dikerahkan untuk memadamkan suara kritis, maka penguasa sebenarnya sudah sampai pada titik ketakutan tertinggi akan kehilangan kekuasaan. Sehingga, masyarakat yang bersuara tanpa menenteng senjata harus dihadapi dengan represi pemikiran melalui pengerahan buzzer secara massif. []