Scroll untuk baca artikel
Blog

#IndonesiaButuhKerja, RUU Cipta Kerja Butuh Endorse Juga?

Redaksi
×

#IndonesiaButuhKerja, RUU Cipta Kerja Butuh Endorse Juga?

Sebarkan artikel ini

Salah satunya survei yang dilakukan Charta Politika Indonesia. Hasil survei itu menyatakan 55 persen masyarakat mengatakan RUU Cipta Kerja berdampak positif pada perekonomian. Sedangkan 55,5 persen responden mengatakan setuju jika RUU Ciptaker disahkan. Alasan responden yang setuju adalah RUU ini untuk stimulus ekonomi bagi pertumbuhan negara.

Selain itu, narasi yang sering dipakai bagi kelompok yang setuju terhadap RUU ini adalah karena RUU ini menciptakan iklim investasi yang memudahkan usaha. Jika investasi dipermudah, lapangan pekerjaan akan tercipta. Kegiatan ekonomi akan lancar karena regulasi dan perizinan yang ruwet dipermudah. Benarkah demikian?

Pada faktanya, investasi tak selalu berbanding lurus dengan lapangan kerja.

Ada investasi yang justru menggerus tenaga kerja pribumi. Salah satunya investasi asing. Belum disahkan saja, TKA Cina terus berdatangan dengan alasan skill TKA dibutuhkan. Investasi tidak selalu membuka lapangan kerja. Bagi tenaga kerja asing mungkin iya, tapi bagi tenaga kerja lokal jelas tidak.

Masalah ketenagakerjaan dalam kapitalisme selalu menjadi polemik tak berkesudahan. Layak pula bila RUU ini sangat ditentang para buruh. Sebab, RUU ini menghilangkan nilai keadilan, kesejahteraan, jaminan, perlindungan, dan kemanusiaan.

Dalam sistem kapitalisme, masalah gaji atau upah masih menjadi problem yang belum tuntas. Karena tidak ada jaminan bagi rakyat dalam hal kebutuhan dasar mereka seperti sandang, pangan, papan, kesehatan, dan pendidikan. Akibatnya, semua kebutuhan dasar itu menjadi beban berat bagi para pencari nafkah keluarga.

Seandainya, kebutuhan dasar berupa sandang, pangan, kesehatan, dan pendidikan dijamin negara, para buruh juga tidak akan galau memikirkan upah. Sebab, negara menjamin kebutuhan dasar kehidupan rakyat. Inilah problem yang tidak pernah tersolusikan. Alhasil, buruh belum sejahtera. Beban ekonomi kian berat.

Selama paradigma berpikir pemerintah didominasi kapitalisme, hak rakyat akan terus tergadai demi kepentingan oligarki dan para kapital. Segala cara dilakukan meski ditentang. Tak pernah kehilangan akal agar mendapat persetujuan rakyat.

Bagi kalian para artis, cobalah membuka pikiran. Jangan asal endorse sesuatu yang justru melanggengkan potensi kezaliman penguasa. Tanggung jawabnya berat. Meski artis, tetaplah harus punya sisi etis dan empati terhadap nasib rakyat.