Scroll untuk baca artikel
Khazanah

Salahuddin Al-Ayyubi, Pembebas Yerusalem dan Mengembalikan Mesir ke Khalifah Abbasiyah

Redaksi
×

Salahuddin Al-Ayyubi, Pembebas Yerusalem dan Mengembalikan Mesir ke Khalifah Abbasiyah

Sebarkan artikel ini

Akhir pemerintahan Bani Fatimiyyah, ketika kondisi ekonomi masyarakat sangat susah. Masyarakat diharuskan membayar pajak dua ratus ribu Dinar setiap tahunnya. Sosok Salahuddin menjadi pemimpin yang memberikan ruang terbuka kepada rakyat. Sehingga rakyat diberikan kelonggaran dan keringanan membayar pajak.

Kebijakan Pemerintahan Salahuddin

Selama dua bulan memerintah Mesir, Salahuddin membuat kebijakan-kebijakan progresif yang visioner. Beliau membangun dua sekolah besar berdasarkan madzhab Sunni Ahlussunnah wal Jamaah.

Hal ini ia tujukan untuk memberantas pemikiran Syiah yang bercokol sekian lama di tanah Mesir. Hasilnya bisa kita rasakan hingga sekarangi, Mesir menjadi salah satu negeri pilar dakwah Ahlussunnah wal Jamaah atau Sunni.

Selain mendirikan sekolah Ahlussunnah wal Jamaah di Mesir yang melalui madrasah ini kebanyakan ulama dan pendakwah Syafi’i akan memasuki kehidupan masyarakat sehingga bisa membantu penyebaran mazhab Syafi’i di Mesir.

Salahuddin juga mengganti syiar syiah seperti Asyura atau hari “menyiksa” diri bagi syiah, Salahudin Al-Ayyubi mengumumkan hari Asyura sebagai hari gembira dan berpesta nasional. Begitu juga, ungkapan “Hayya ‘ala Khair al-‘Amal” yang merupakan salah satu syiar mazhab Syiah dihapus dari azan.

Pada tanggal 10 Dzulhijjah 565H.  Salahuddin Al-Ayyubi menginstruksikan supaya nama-nama para khalifah rasyidun yang merupakan simbol Ahlisunnah wal jamaah disebutkan pada setiap khutbah.

Saladin mengganti hakim Syiah dengan menempatkan hakim Syafi’i sebagai usaha supaya fikih Syiah terhapus dan fikih Syafi’i dijalankan di tengah masyarakat Mesir sehingga masyarakat akrab dengan fikih Ahlussunnah wal Jamaah ini.

Dinobatkannya Shalahuddin menjadi penguasa Mesir membuat kejanggalan bagi anaknya Nuruddin, Shalih Ismail. Pada tahun 1174 Nuruddin meninggal dunia, Shalih Ismail bersengketa soal garis keturunan terhadap hak kekhalifahan di Mesir.

Akhirnya Shalih Ismail dan Shalahuddin berperang dan Damaskus berhasil dikuasai Shalahuddin. Shalih Ismail terpaksa menyingkir dan terus melawan kekuatan dinasti baru sampai terbunuh pada tahun 1181. Shalahuddin memimpin Syria sekaligus Salahuddin Al-Ayyubi Mengembalikan Mesir ke Tangan Khalifah Abbasiyah Sunni Ahlus Sunnah wal Jamaah.

Shalahuddin menyerang kembali Kingdom of Jerusalem di tahun 1187 pada perang Hattin dan berakhir dengan kemenangan. Salahuddin Al-Ayyubi memasuki Yarusalem Palestina pada hari Jumat 27 Rajab 583 H / 2 Oktober 1187. Kota tersebut kembali ke pangkuan umat Islam setelah selama 88 tahun dikuasai oleh orang-orang Nasrani.