“Temuan baru ini menegaskan bahwa mutasi pada gen GlyT2 adalah penyebab utama penyakit ini. Jika sel-sel saraf tidak mendapat cukup glisin, maka glisin yang dilepaskan juga tidak akan cukup. Hal ini menghalangi transmisi sinyal penghambat,” kata peneliti, Beatriz López-Corcuera.
Peneliti menjelaskan bahwa kelainan ini sudah ada sejak lahir. Pada bayi, penyakit ini dapat menyebabkan sindrom kematian bayi mendadak atau sudden infant death syndrome (SIDS). Gejala ini biasanya berkurang setelah setahun pertama dan umumnya bayi dapat bertahan sampai dewasa.
Hal yang sama juga akan terjadi pada manusia dewasa seperti halnya bayi ditahun-tahun pertama. Alasannya karena bayi ataupun orang tersebut tidak memiliki system perangkat keseimbangan tubuh yang kuat seperti manusia biasa.