Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Fokus

Sejak Awal, Sekolah Daring Adalah Tekanan Bagi Siswa

:: Redaksi Barisan.co
9 Februari 2021
dalam Fokus
Habis-habisan Sektor Pendidikan

Ilustrasi barisan.co/Bondan PS

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

BARISAN.CO – Sejak 15 April 2020, pemerintah Kabupaten Bogor menerapkan sistem belajar daring. Belum ada tanda sekolah akan dibuka mengingat jumlah kasus infeksi Covid-19 masih terus naik hingga sekarang.

Semua orang tahu kegiatan belajar daring menyimpang segudang masalah. Problematika yang dihadapi oleh siswa menjadi dua kali lebih pelik. Ika, salah satu siswi asal Bogor, mengaku kesulitan memahami pelajaran yang disampaikan.

“Jadi kalau sekolah itu biasanya kan mendengarkan guru mengajar secara langsung. Kalau sekarang kan beda. Saya biasanya mengerti jika disampaikan secara langsung. Namun, jika seperti ini sulit. Saya mau tidak mau harus ekstra keras belajar sendiri,” kata remaja yang saat ini duduk di Sekolah Menengah Pertama tersebut.

Senada dengan Ika, siswa bernama Rudi juga menyampaikan bahwa daring seperti aktivitas yang sia-sia. Tidak adanya pengawasan dari pihak sekolah, menurut Rudi, adalah celah besar yang menyebabkan banyak siswa kurang memperhatikan tugas-tugas yang diberikan.

BACAJUGA

tujuan pendidikan islam

Pahamilah! Fungsi dan Tujuan Pendidikan Islam

9 Januari 2023
Ekonom AS: Sistem Pendidikan Hanya Membuang-buang Waktu dan Uang

Ekonom AS: Sistem Pendidikan Hanya Membuang-buang Waktu dan Uang

6 November 2022

“Jadi, saya mengerjakan sendiri tugas-tugas yang diberikan oleh sekolah selama ini. Namun, bisa saja siswa lain dibantu oleh orang lain. Jadi ga fair aja sih bagi saya,” kata Rudi saat ditemui oleh tim Barisanco.

Cerita-cerita semacam itu sebetulnya telah muncul sejak awal dan terus berulang. Masalah lainnya ketika anak-anak dibiarkan bermain selama sekolah daring berlangsung. Anak-anak tersebut dibiarkan untuk bermain tanpa mengikuti pelajaran yang diberikan oleh sekolah. Padahal, pihak sekolah telah berusaha untuk memberikan pendidikan agar anak tak ketinggalan pelajaran. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Andika, siswa SD kelas 3 di Bogor.

“Ya, orangtuaku dua-duanya sibuk. Jadi, aku setiap hari cuma main. Tidur malam, bangun siang. Terus main,” kata Andika sambil tertawa.

Sikap Orangtua Menambah Masalah Siswa

Tidak dapat dipungkiri bahwa peran orangtua di rumah dapat membantu anak dalam kegiatan belajar daring saat ini. Namun, tak jarang sikap orangtua juga dapat menambah masalah yang dihadapi oleh siswa yang belajar daring.

Masalah yang pertama, cara mengajar orangtua ke anak akan berbeda dengan guru ke siswanya. Hal ini yang harus dihadapi oleh anak. Tak jarang, ada orangtua yang kesal kepada anak dan melayangkan pukulan karena anak kesulitan belajar.

Padahal dalam belajar-mengajar normal di sekolah, ketika ada guru yang memukul siswanya, orangtua akan marah bahkan terkadang melaporkan tindakan tersebut ke Dinas Pendidikan karena tidak terima perlakuan guru tersebut tehadap anak mereka.

Sedangkan hari ini, tak jarang orangtua dengan mudahnya melayangkan tangan ke tubuh anak mereka hanya karena anak kesulitan belajar. Mendidik bukan persoalan mudah bagi orangtua terutama bagi mereka yang minim kesabaran. Sehingga anak bukan hanya mendapatkan tekanan, tetapi juga kekerasan.

Seperti inilah seharusnya kesabaran tidak disertakan. Seorang wali murid dari salah satu sekolah di Bogor menyampaikan kekesalannya saat anaknya tidak dapat menemukan password tugas yang gurunya katakan terdapat di video pengajaran. Anaknya pun menangis karena khawatir akan dipukul oleh wali murid tersebut.

“Karena tak percaya, saya cek videonya ternyata memang ga ada. Ternyata password tersebut adanya di video Youtube. Selama ini saya download video yang di share, tidak melihat yang ada di Youtube,” papar wali murid tersebut yang tidak ingin disebutkan namanya.

Masalah yang kedua, kurangnya kesabaran membuat orangtua yang mengerjakan tugas dari sekolah. Bagaimanapun juga, tugas sekolah ialah tugas anak. Orangtua hanya mendampingi atau sesekali mengajari saat ada materi yang tidak dipahami. Sehingga anak dapat merasakan suasana belajar sesungguhnya walau lokasinya di dalam rumah.

“Saya kadang yang mengerjakan tugas anak dari sekolah karena ga sabar ngajarinnya. Lama,” ungkap salah satu orangtua yang memiliki dua anak yang duduk di bangku sekolah dasar tersebut.

Persoalan mengerjakan tugas anak adalah kesalahan. Orangtua harusnya memahami bahwa tugas anak adalah tugas anak. Jika tugas anak dikerjakan orangtua, maka ia sedang mengajarkan anaknya sendiri untuk berbohong.

Sesulit apapun masalah yang dihadapi, semestinya anak bisa mengatasinya. Sekalipun nilainya tidaklah tinggi, tetapi kejujuran seharusnya ditanamkan sejak dini.

Selain kedua masalah diatas, masih ada masalah lainnya. Belajar di sekolah diharapkan dapat memberikan kedekatan bagi orangtua dengan anak saat ini. Terutama anak mendapatkan pendidikan pertama dari rumah. Akan tetapi, belajar daring nyatanya menyebabkan masalah lain yang harus dihadapi oleh anak. Sehingga ketika anak masuk sekolah, peran orangtua tidak serta-merta menjadi terhenti setelah anak mendapatkan pendidikan dari guru-guru mereka.

Tegas bukan berarti keras. Membantu bukan berarti mengajari menipu. Hal inilah yang kini harus dihadapi oleh anak-anak di tanah air yang belum diketahui kapan waktu bagi mereka akan dapat kembali ke sekolah. Namun, seyogyanya sekalipun orangtua bukan berlatar belakang guru, mereka harus dapat memberikan contoh bagi anak mereka. Jangan sampai setelah pandemi ini berakhir, sekolah kembali dibuka, trauma tersisa di pikiran dan hati anak-anak.

Baik siswa maupun orangtua berharap bahwa pandemi akan segera berakhir sehingga sekolah akan kembali dibuka dan siswa dapat belajar secara tatap muka. []

———-

Indeks Laporan:

  1. Habis-habisan Sektor Pendidikan
  2. Sejak Awal, Sekolah Daring Adalah Tekanan Bagi Siswa
  3. Paradigma Pendidikan Talenta: Anak Berbakat dan Berkarakter
  4. Pentingnya Persiapan Mental Anak Menyambut Sekolah Tatap Muka

Penulis: Anatasia Wahyudi

Topik: FokusPendidikan
Redaksi Barisan.co

Redaksi Barisan.co

Media Opini Indonesia

POS LAINNYA

Hari Anti-Hukuman Mati
Fokus

Makin Banyak Negara yang Hapus Hukuman Mati

9 Oktober 2022
Suud Rusli Terpidana Mati
Fokus

Suud Rusli Menanti Hukuman Mati

9 Oktober 2022
Anti Hukuman Mati
Fokus

Milenial Memandang Hukuman Mati

9 Oktober 2022
Membangun Ketersambungan & Rasa Memiliki dari Pekerja JIS yang Jadi Youtuber
Fokus

Membangun Ketersambungan & Rasa Memiliki dari Pekerja JIS yang Jadi Youtuber

15 Desember 2021
Berkah Jakarta International Stadium bagi Warga Kampung Bayam
Fokus

Berkah Jakarta International Stadium bagi Warga Kampung Bayam

15 Desember 2021
Jakarta Tourism Forum: Ada Banyak Sebab Kita Patut Membanggakan Stadion JIS
Fokus

Jakarta Tourism Forum: Ada Banyak Sebab Kita Patut Membanggakan Stadion JIS

15 Desember 2021
Lainnya
Selanjutnya
Habis-habisan Sektor Pendidikan

Habis-habisan Sektor Pendidikan

imlek

Berhari-Hari Hujan Sesudah Itu Imlek

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

Impor Gula Akan Meningkat Tahun 2023

Impor Gula Akan Meningkat Tahun 2023

26 Januari 2023
Demo Kepala Desa

Perpanjangan Masa Jabatan Kepala Desa Dinilai Ugal-ugalan

26 Januari 2023
Normalisasi Sungai Berlanjut, Ciliwung Institute Pertanyakan Logika Kementerian PUPR

Normalisasi Sungai Berlanjut, Ciliwung Institute Pertanyakan Logika Kementerian PUPR

26 Januari 2023
Kenapa Kita Menangis Saat Menonton Film?

Kenapa Kita Menangis Saat Menonton Film?

26 Januari 2023
Menciptakan Wirausaha Muda

Merdeka Belajar, Menciptakan Wirausaha Muda, Mengapa Tidak?

26 Januari 2023
pH Tubuh

Berbahaya Jika pH Tubuh Terlalu Asam

26 Januari 2023
sholawat bulan rajab

Lirik Sholawat Bulan Rajab Teks Arab, Latin dan Artinya

26 Januari 2023

SOROTAN

Anak yang Tumbuh Miskin, Saat Dewasa Sulit Lepas dari Jerat Kemiskinan
Sorotan Redaksi

Anak yang Tumbuh Miskin, Saat Dewasa Sulit Lepas dari Jerat Kemiskinan

:: Anatasia Wahyudi
25 Januari 2023

Di mana pun mereka berada, anak-anak yang tumbuh dalam kemiskinan menderita dari standard hidup yang buruk, mengembangkan lebih sedikit keterampilan...

Selengkapnya
Mengapa Ridwan Kamil Baru Sekarang Masuk Parpol?

Mengapa Ridwan Kamil Baru Sekarang Masuk Parpol?

23 Januari 2023
Dua Jalan Sehat dalam Satu Hari

Dua Jalan Sehat dalam Satu Hari

22 Januari 2023
Imlek, Kesetaraan, dan Keadilan di Jakarta

Imlek, Kesetaraan, dan Keadilan di Jakarta

22 Januari 2023
BIN Ingatkan Potensi Ancaman 2023 Ekonomi Bakal Gelap, Kenapa Pemerintah Tak Hentikan Bangun Infrastruktur Mercusuar?

BIN Ingatkan Potensi Ancaman 2023 Ekonomi Bakal Gelap, Kenapa Pemerintah Tak Hentikan Bangun Infrastruktur Mercusuar?

21 Januari 2023
Politik Para Pecundang

Politik Para Pecundang: Menebar dan Melempar Buah Busuk

21 Januari 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Risalah
  • Sastra
  • Khazanah
  • Sorotan Redaksi
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang