Beberapa hari setelah memecat ribuan karyawan, Elon membatalkan kebijakan work from home dan memerintahkan stafnya kembali ke kantor.
BARISAN.CO – Sebuah laporan Bloomberg mengungkapkan, pemilik baru Twitter, Elon Musk berencana memecat 75 persen pekerja. Namun, saat itu, Elon membantah hal tersebut saat pertama kali berkunjung ke kantor pusat Twitter di San Fransisco.
Elon menyebut, dia hanya akan memangkas 50 persen atau sekitar 3.700 staf Twitter. Pemecatan massal itu terjadi pada Jumat (4/11/2022).
Dalam cuitannya, Elon menyampaikan, tidak memiliki pilihan lain karena platform burung biru itu merugi lebih dari US$4 juta/hari.
Ekonom senior dari Center for Economic & Policy Research, Dean Baker mengkritiknya.
“Anda membayar US$44 miliar untuk perusahaan yang rugi US$4 juta sehari? Apa yang akan Anda bayar untuk perusahaan yang merugi US$8 juta per hari?”
Sejumlah karyawan Twitter pun bergerak cepat. Sebelum, pemecatan terjadi, mereka mengajukan gugatan class action pada Kamis (3/11/2022). Pengacara utama kasus tersebut, Shannon Liss-Riardon mengemukakan, kasus itu diajukan terlebih dahulu sehingga pekerja tidak akan dimanfaatkan dan menandatangani haknya.
“Ada banyak kekhawatiran yang terjadi di antara karyawan tentang apa yang akan terjadi hari ini ketika dilaporkan bahwa setengah tenaga kerja akan dilepas,” jelas Shannon.
Kasus itu menuding Twitter melepas memecat karyawan tanpa pemberitahuan yang memadai. Itu melanggar Undang-undang Ketenagakerjaan Federal. Tindakan Pemberitahuan penyesuaian dan Pelatihan Kembali Pekerja (WARN) memerlukan waktu setidaknya 60 hari sebelum PHK massal.
Sementara itu, Elon juga memecat banyak eksekutif atas Twitter sebelumnya, termasuk CEO, kepala keuangan, dan pengacara topnya. Dia juga membubarkan dewan.
Sejak Elon mengambil alih perusahaan, Twitter mengalami kekacauan. Namun, langkah Elon tak sampai di situ. Mengutip Guardian, selang beberapa hari setelah memecat ribuan karyawan, Elon membatalkan kebijakan work from home dan memerintahkan stafnya kembali ke kantor.
Melalui email, kepada stafnya yang dilihat oleh Guardian, Elon menyatakan, jalan di depan sulit dan akan membutuhkan kerja keras untuk berhasil.
“Pekerjaan jarak jauh tidak lagi diizinkan, kecuali Anda memiliki pengecualian khusus. Manajer akan mengirimkan daftar pengecualian kepada saya untuk ditinjau dan disetujui,” tulisnya.