Scroll untuk baca artikel
Kontemplasi

Sifat Seorang Salik dan Laku Puasa

Redaksi
×

Sifat Seorang Salik dan Laku Puasa

Sebarkan artikel ini

Tiada kehendak dan semangat orang salik (yang mengembara menuju kepada Allah) untuk berhenti ketika terbuka baginya sebagian yang gaib, melainkan segera diperingatkan oleh suara hakikat. Bukan itu tujuan, dan teruslah mengembara berjalan menuju ke depan. Demikian pula tiada tampak baginya keindahan alam, melainkan diperingatkan oleh hakikatnya: Bahwa kami semata-mata sebagai ujian, maka janganlah tertipu hingga menjadi kafir.”

Menurut Syekh Ibnu Atha’illah, orang salik adalah seseorang menempuh jalan. Sedangkan yang di maksud orang salik disini usaha caranya bisa wushul kepada Allah. Wushul adalah sampai pada tingkatan merasa selalu berada disisi Allah, di dekat Allah dalam segala kesempatan dan waktu.

Berdasarkan penjelasan di atas sifat seorang salik yakni seorang hamba benar-benar menempuh jalan semata-mata hanya untuk Allah Swt baik dalam keadaan sedih dan bahagia.

لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ

Tiada daya dan kekuatan sama sekali, kecuali dengan bantuan dan pertolongan Allah.”

Oleh karena itu puasa ramadan sebagai jalan spiritual, bahwasanya diri seorang hamba benar-benar tidak memiliki kesempurnaan dan kekuatan. Jalan spiritual itu nantinya akan menjadi bagian dari sifat seorang salik yang benar-benar beribadah hanya untuk Allah Swt.