Scroll untuk baca artikel
Gaya Hidup

Simpang Lima Senen dan Kearifan Lokal Betawi

Redaksi
×

Simpang Lima Senen dan Kearifan Lokal Betawi

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Minggu pagi (07/03/2021), masih dengan tema Gowes Jakarta Tourism Forum menyusuri jalanan Jakarta untuk kawasan Menteng dan Senen.

Dari Kantor Kelurahan Pegangsaan di Jl. Taman Amir Hamzah melewati rute Jl. Proklamsi, Jl. Salemba Raya, Jl. Kramat Raya, Kawasan Simpang Lima Senen, Jl. Kramat Kwitang , Jl. Menteng Raya, Jl. Cikini Raya dan kembali Kantor Kelurahan Pegangsaan.

Bila tanpa jeda perjalanan gowes dengan rute 7 km ini bisa memakan waktu kurang dari 2 jam.

Rute ini termasuk rute yang ramai dilalui pesepeda Jakarta tiap akhir pekan dikarenakan jalanan yang lebar dan sepi.  Jalur trotoar yang rapi, bersih dan indah sepanjang Jl. Salemba Raya, Jl. Kramat Raya dan spot wisata yang kerap dijadikan pesepeda sebagai spot foto. Sebut saja, Kampus UI Salemba, Kantor PP. Nahdatul Ulama, Pasar Kenari JakBook, Museum Sumpah Pemuda, Kawasan Kwitang dan berujung di Kawasan Simpang Lima Senen atau disebut juga Underpass Senen Extension.

Kawasan Simpang Lima Senen akhir – akhir ini menjadi viral di media sosial, lantaran telah merubah wajah kawasan Senen menjadi lebih indah, estetik, aman dan nyaman. Predikat Senen yang meminjam istilah Anak Senen, Gaisz Chalifah adalah “Neraka Jakarta” kini menjadi spot foto yang justru diminati warga Jakarta.

Senen, nyaris semua yang pernah ke Jakarta pasti mengenal kawasan ini. Kawasan yang juga sempat menjadi etalase ekonomi Jakarta. Dalam beberapa dekade terakhir kawasan ini pun kerap terkenal dengan kriminalitas, padat dan kumuh, prostitusi kota dan biang kerok macetnya Jakarta. Oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan setahun terakhir kawasan Senen ditata sedemikian rupa.

Warga Jakarta benar-benar bangga dengan wajah baru Senen, sejak diresmikan akhir Desember 2020 Kawasan Simpang Lima Senen teramat banyak yang mengulasnya, dari penulis traveling, pegiat instagramable, facebookers, sampai para youtuber ikut mengulas ikon Kawasan Simpang Lima Senen sebagai kebanggaan Ibu Kota Jakarta.

Kawasan Simpang Lima Senen disebut juga Kawasan Terintegrasi Transportasi dari Stasiun Kereta Senen, sarana bagi Pesepeda dan Pejalan Kaki, JakLingko, TransJakarta, dan kendaraan online serta kendaraan pribadi seluruhnya didesain terintegrasi. Tidak hanya efektif mengurai macet, ditatanya jalur transportasi dan dibangunnya dua Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) serta Lintasan Bawah Senen dengan konsep estetika tinggi yang menghargai khazanah kearifan lokal Betawi-Jakarta.

Lintasan Bawah Senen dan dua Jembatan Penyebrangan Orang di Kawasan Simpang Lima Senen yakni di Jl. Letjend. Suprapto dan Jl. Senen Raya dibangun dengan gaya Betawi modern. Adalah Doddi Herlambang, seniman dari Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB) yang kabarnya menjadi orang dibalik desain motif Betawi pada Kawasan Simpang Lima Senen ini.

Dua JPO Kawasan Simpang Lima Senen dengan estetika tinggi memperlihatkan ciri khas Betawi yang sangat kuat. Misalnya JPO di Jl. Letjend. Suprapto pada dinding lift JPO sebuah desain motif Batik Tumpel dengan ukuran besar dan cantik menarik siapa pun yang melintas kawasan ini. Dipadu dengan desain JPO yang menyerupai tuts Piano, motif Batik Tumpel berwarna Hijau keemasan dengan ukuran 5,5 x 11,3 meter terlihat sangat elegan.

JPO kedua di Jl. Senen Raya juga menunjukan arsitektur seni Betawi yang kuat, yakni model Gigi Balang pada dinding JPO. Dengan ukuran besar serta warna kuning keemasan Gigi Balang Betawi terlihat cantik dan artistik. Selain itu, pada lintasan bawah Senen dinding lintas bawah dihiasi dengan ornamen-ornamen Betawi yang cantik.