Jika tak diimbangi dengan menabung dan investasi bisa-bisa mereka menderita kemiskinan di masa depan. Padahal berdasarkan penelitian di Amerika Serikat, 70 persen mereka yang lahir di bawah garis kemiskinan tidak akan bisa mengangkat status ekonominya di kelas menengah.
Meski begitu masih ada generasi milenial yang hidup sederhana. Kebiasaannya bisa menjadi contoh generasi lain. Faruk Muhammad namanya, seorang IT freelancer di salah satu perusahaan di Jakarta.
Ia tak mau hidup miskin, makanya selalu hidup hemat dan memprioritaskan kebutuhan primer.“Kalau saya sih buat kebutuhan primer tidak terlalu ribet dan mahal, untuk soal makanan juga gampang, kecuali kalau ada pantangan soal beli apa atau harus tahan beli makanan apa,” ujar Faruk kepada tim Barisan.co, Senin (15/03/2021).
Di umurnya yang masih terbilang sangat muda ini, Faruk menceritakan kesuksesannya dibalik menabung untuk membantu sang adik yang sedang kuliah. Ternyata uang yang dikumpulkan melebihi dari ekspektasinya sehingga ia belikan tanah.
“Ya punya itupun hanya sedikit. Niatnya untuk bayar kuliah adik ternyata hasil uang yang dikumpulkan selama ini lebih besar, jadi saya belikan tanah saja,” tutur Faruk.
Menurut Faruk, apapun bisa dicari dan itu semua tergantung dari niat individu masing-masing. Faruk sendiri termasuk dalam kategori orang yang hemat, karena ia tidak akan membeli barang yang menurutnya tidak terlalu penting.
“Kalau soal belanja pakaian saya simple banget kok, memang tiap bulan ada pakaian baru tetapi hanya kaos polos combed saja. Untuk elektronik ya paling beli kalau ada yang rusak, tetapi itu juga tidak perlu kelamaan nunggu. Misal handphone atau laptop yang rusak ya langsung beli, jangan tunggu rusak, kalau sudah rusak kan repot nanti tidak bisa kerja,” tutup Faruk. []