Bacaan zikir hari kamis tersebut dibaca sebanyak 1000x (kali), merupakan salah satu zikir atau wirid yang biasa diamalkan Imam Al-Ghazali.
BARISAN.CO – Sebagai seorang hamba hendaknya untuk senantiasa berdekatan dengan Tuhannya. Salah satu upaya yang dilakukan seorang hamba yakni dengan berzikir, adapun caranya dengan mengamalkan zikir harianan termasuk melafalkan zikir hari kamis.
Bacaan zikir hari kamis menurut Imam-Ghazali, namun sebelumnya perlu diketahui dalam kitab Ihya Ulumuddin menyitir firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 152. Allah Swt berfirman:
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
Artinya: “Maka ingatlah kepada Aku, supaya Aku ingat pula kepadamu, Syukurilah segala nikmat yang telah Aku curahkan dan jangan mengingkarinya dengan menyalahi perintah Aku.” (QS. Al Baqarah: 152)
Lalu Imam Al-Ghazali juga menyitir firman Allah Swt dalam surah Al-Ahzab ayat 41, Allah Swt berfirman:
اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا
Artinya: “Ingatilah Allah sebanyak-banyaknya.” (QS. Al-Ahzab: 41).
Dilanjutkan dengan firman Allah Swt dalam surah Ali Imran ayat 191, Allah Swt berfirman:
ٱلَّذِينَ يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًا سُبْحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imran: 191).
Lalu dalam surah An-Nisa ayat 103, Allah Swt berfirman:
فَإِذَا قَضَيْتُمُ ٱلصَّلَوٰةَ فَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ قِيَٰمًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِكُمْ ۚ فَإِذَا ٱطْمَأْنَنتُمْ فَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ ۚ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ كَانَتْ عَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ كِتَٰبًا مَّوْقُوتًا
Artinya: “Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nisa: 103).