Dia menyampaikan, tanpa mengedukasi para suporter, misalnya melakukan hal negatif, yang akan dirugikan klub.
“Bisa kena sanksi dan segala macam. Pengurus juga rugi dan citra Indonesia kurang baik di mata internasional FIFA,” jelasnya.
Tragedi Kanjuruhan dianggap momen yang tepat oleh Hartono untuk mengelola suporter mulai dalam konsep persepakbolaan Indonesia sebagai salah satu stakeholders agar lebih berdaya ketika mendukung.
“Mendukung secara baik, elegan, menganggap lawan ya lawan bukan musuh. Lawan itu mitra bertanding, kalau musuh itu orang yang kita ga mau dekat, kita jauhi, kalau perlu kita habisi. Jadi, lawan dan musuh satu hal yang berbeda,” pungkasnya. [rif]